Wah mikirin es serutnya aja udah bikin ngiler, apalagi kalau langsung nyoba"
Jakarta (ANTARA News) – Ada banyak sajian khas untuk berbuka puasa. Kolak, cendol dan es kelapa muda adalah beberapa menu yang biasa ada.

Tapi, pernahkah Anda mencoba es pisang ijo asal Sulawesi Selatan? Coba deh, Anda sangat mungkin untuk ketagihan menghirupnya, tentu saja sekaligus menikmatinya.  

“Kesegaran es, rasa manis sirup, dan kelegitan pisang menjadi daya tarik es tradisional ini,” kata Vera (45), penunggu Kedai Es Pisang Ijo Pemuda di Jakarta Timur, agak berpromosi, sewaktu ditemui ANTARA News, kemarin sore.

Vera tampaknya tak membual. Buktinya, sejumlah pembeli membenarkan klaim wanita paruh baya ini, bahkan banyak yang kepincut untuk mencicipinya.

Irena misalnya. Gadis berumur 19 tahun yang kedapatan tengah mengunjungi kedai milik Vera yang terletak di Jalan Kemang Selatan itu memberi kesaksian bahwa rasa haus dan tenggorakan kering membuatnya tak sabar untuk segera mencicipi paduan legit dan dinginnya es pisang ijo itu.

“Wah mikirin es serutnya aja udah bikin ngiler, apalagi kalau langsung nyoba pasti nikmat banget tuh,” kata mahasiswi jurusan multimedia design itu dengan semangat.

Untuk membuat es pisang ijo diperlukan es serut, sirup, susu kental manis secukupnya, santan, dan pisang raja yang telah dikukus sebelumnya, kemudian diselimuti gulungan tepung berwarna hijau.

“Tepung hijau itu dibuat tersendiri oleh orang di dapur kami,” kata Vera.

Dia agak enggan membeberkan lebih lanjut mengenai resep adonan balutan pisang itu.  Mungkin ini soal rahasia dapur semata.

Selintas tampil es pisang ijo ini mirip es palu butung, hanya jenis pisang saja yang beda. Kalau pada es pisang palu butung adalah pisang kepok, maka pada es pisang ijo yang dipakai adalah pisang raja.

Akhir-akhir ini kedai asuhan Vera itu laris manis.  Dia mengaku tingkat kunjungan ke kedainya meningkat selama Ramadan, terutama saat waktu berbuka puasa tiba.

“Akhir-akhir ini kedai penuh oleh orang-orang yang ingin berbuka,” kata Vera.

 (vst/ewt/fny)

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011