Yang puasa pada 9 Juli dan 10 Juli agar saling menghormati. Jangan perbedaan ini kemudian mengundang konflik satu sama lain, membuat perpecahan satu sama lain, dan akan lebih baik kalau kebersamaan itu dibangun,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Surya Dharma Ali mengimbau seluruh masyarakat Indonesia dapat menghormati perbedaan dalam penentuan awal puasa Ramadhan 1434 H dan tidak menjadikan perbedaan untuk memicu konflik.

"Yang puasa pada 9 Juli dan 10 Juli agar saling menghormati. Jangan perbedaan ini kemudian mengundang konflik satu sama lain, membuat perpecahan satu sama lain, dan akan lebih baik kalau kebersamaan itu dibangun," kata Menag Surya Dharma Ali di Jakarta, Senin.

Menag mengatakan bahwa perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan sangat mungkin terjadi karena kriteria yang digunakan untuk menentukan posisi hilal masih berbeda.

"Ada yang menggunakan enam derajat, delapan derajat, dua derajat, bahkan di bawah satu derajat. Jadi penentuan harinya juga akan berbeda," kata Menag.

Pemerintah sendiri, lanjut Menag, telah menetapkan untuk menggunakan posisi hilal pada dua derajat dalam menentukan awal Ramadhan.

"Penentuan posisi hilal tidak dapat dipaksakan harus menggunakan berapa derajat, ketentuan ini berdasarkan ilmu astronomi dan ilmu falaq bagi para kiyai," kata Menag.

Untuk itu, lanjut Menag, kepada pihak-pihak yang berpandangan berbeda dengan pemerintah, agar dapat saling menghormati keputusan masing-masing.

Menag mengemukakan pemerintah berharap perbedaan yang terjadi selama beberapa tahun tersebut dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan semangat persatuan dan kesatuan Islam.

Pemerintah bersama 12 ormas Islam menetapkan awal Ramadhan jatuh pada Rabu (10/7) 2013 melalui Sidang Itsbat yang digelar Senin (8/7).

Sementara itu, salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia Muhammadiyah, yang tidak hadir dalam Sidang Itsbat, memutuskan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Selasa (9/7).

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013