Jakarta (ANTARA News) - "Dan bersegeralah kalian menuju ampunan dan syurga Allah, yang luasnya seluas langit dan bumi, yang hanya disediakan bagi orang-orang bertaqwa” ~ QS Ali-Imran : 133.

Makna shaum (puasa) sebenarnya adalah al-Imsak (menahan), yaitu menahan diri dari sesuatu yang halal, apalagi yang diharamkan oleh Allah swt. Intinya dari puasa itu sebenarnya adalah pengendalian diri.

Lantas apa pentingnya untuk meraih taqwa, karena dengan mencapai derajat taqwa, maka seseorang akan memperoleh ad-dun-ya hasanah (kebaikan dunia) dan al-akhirati hasanah (kebaikan akhirat) yaitu syurga Allah swt.

Jadi taqwa adalah semacam tiket -  syarat masuk syurga. Sehingga orang-orang yang di akhir hidupnya tidak berhasil meraih derajat muttaqin, yaitu orang bertaqwa, maka mustahil baginya menapakkan kaki di dalam syurga. Inilah target akhir ibadah Ramadhan adalah,  mudah-mudahan kita termasuk menjadi golongan orang-orang  taqwa.

Ada empat langkah untuk meraih taqwa: Pertama adalah meningkatkan jiwa al-kariem (dermawan). Hendaknya kita ringan tangan untuk membantu dan peduli sesama, sangat dianjurkan bagi orang beriman untuk memperbanyak infaq, shadaqah bahkan membayarkan zakat di bulan Ramadhan ini. Apakah dalam bentuk memberikan makanan berbuka puasa kepada tetangga dan fakir miskin, memberikan pakaian baru bagi mereka yang kekurangan,  membayarkan zakat maal, zakat fithrah, bayar fidyah dll.

Kedua
, Pengendalian keinginan. Tidak semua keinginan harus diwujudkan saat itu juga, meskipun perbuatan itu halal. Seperti makan dan minum, materinya halal, perolehannya halal, namun kata Allah swt, jangan dimakan atau diminum sebelum maghrib tiba. Sebagai orang beriman tentu hal ini wajib kita patuhi. Jika dari sesuatu yang halal saja, kita telah mampu mengendalikan diri, apalagi terhadap hal-hal yang diharamkan Allah swt.

Ketiga
, Perbanyak taubat. Tidak ada manusia yang luput dari dosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa, mereka segera bertaubat dan tidak mengulangi lagi. Istighfar dan taubat kepada Allah swt, akan menciptakan jiwa inshaf, sadar bahwa kita makhluk yang lemah dan tidak bersih dari kesalahan. Jika berdosa kepada Allah, maka kita harus bertaubat. Namun jika kita bersalah kepada manusia, kita harus meminta maaf kepada yang bersangkutan.

Keempat
, Menghidupkan hati. Memperbanyak shalat malam, membaca Al-Qurán dan memahami maknanya, bermunajat di malam hari kepada Allah, menyampaikan permohonan tentang keinginan-keinginan kita.

Siapa ingin si mawar merah
Tentu ada di dalam taman
Siapa bertaubat kepada Allah
Tentu akan diberi ampunan

Pewarta: Tifatul Sembiring
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013