Keberadaan Alquran ini menjadi kebanggan buat kami para santri, kami termotivasi untuk menghafal Alquran dan juga mengamalkannya,"
Bogor (ANTARA News) - Nama Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman yang terletak di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini menjadi sangat terkenal hingga penjuru dunia karena memiliki dan menyimpan Kitab Suci Alquran dalam ukuran besar dan juga berat.

Sejak tahun 1998, Pesantren yang didirikan oleh Habib Saggaf bin Mahdi ini telah menyimpan satu Alquran terbuat dari baja stainlee dengan ukuran raksasa serta Alquran dari bahan pelepah pisang yang berukuran sangat besar.

"Keberadaan Alquran ini menjadi kebanggan buat kami para santri, kami termotivasi untuk menghafal Alquran dan juga mengamalkannya," kata staf Humas Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Syaiffudin, saat ditemui, Minggu.

Syaifuddin menjelaskan, Alquran terbuat dari baja stainlees ini memiliki berat 1,2 ton. Terdiri dari 306 lebar lempengan baja dimana satu lempeng memiliki berat sampai 4 kg, dengan ukuran lebaran bajanya 100x140 cm.

Alquran terberat di dunia itu dibuat oleh Habib Saggah bin Mahdi pada tahun 1985 hingga 1990. Pembuatan Alquran ini memiliki sejarah.

"Pembuatan Alquran besi ini digagas oleh sembilan orang ulama Indonesia, salah satunya Habib Saggaf," katanya.

Proses pembuatan Alquran cukup lama, karena ditulis dengan tangan pada kertas cetakan dan dicetak menggunakan cat yang berkualitas tinggi sehingga huruf Alquran tahan hingga ratusan tahun.

Pembuatan Alquran dilakukan sendiri oleh Habib Saggaf, setelah mencetak, Habib menghabiskan waktu 40 hari untuk mengecek kebenaran dalam Alquran tersebut.

Alquran tersebut dibawa ke Pondok Pesantren Al-Ashriyyah oleh Habib Saggaf pada tahun 1990. Sejak saat itu Alquran koleksi habib berada di pondok pesantren hingga saat ini.

Syafuddin menyebutkan, kegemaran Habib Saggaf terhadap Alquran hingga mengkoleksi dan menciptakan Alquran yang tidak pernah ada di dunia sebelumnya.

Pada tahun 2009, Habib Saggaf mendapat kiriman Alquran berukuran besar yang terbuat dari pelepah batang pisang yang dikirim dari kelompok muslim Moro-Filiphina.

"Almarhum Habib Saggaf pernah menyebutkan, Alquran ini ditulis oleh anak dari Sunan Bona. Tidak tahu kenapa Alquran ini ada pada kelompok Moro. Tapi setelah itu dikirim ke pesantren ini," katanya.

Terdapat delapan koleksi Alquran berukuran raksasa, satu Alquran berisikan surat lengkap 30 Dzus. Ukuran Alquran juga berbeda-beda yakni 1,8 meter x 2,60 meter, 1,80 m x 2,40 m, 1,50 m x 2,40 m, dan 2 m x 3,8 m.

"Diperkirakan usia Alquran ini sudah lebih dari satu abad," katanya.

Selain menyimpan Alquran terberat dan terbesar di dunia, Pondok Pesantren Habib Saggaf ini juga menyimpan Alquran ukiran yang terbuat kayu jati karya seniman jepara.

Dikatakannya, keberadaan Alquran tersebut telah menarik perhatian banyak orang, sejumlah pihak tertarik ingin memilikinya.

"Pernah ada pengusaha yang mau menawar Rp500 juta, bahkan Gusdur juga sempat menawarkan mau membeli, tapi Habib tidak menjualnya, sampai kapanpun Alquran ini tetap akan disini," katanya.

Syaifuddin menambahkan, keberadaan Alquran raksasa dan terberat tersebut menjadi penyemangat para santri di pondok pesantren tersebut untuk menghafalkan Alquran.

"Dengan adanya Alquran ini memotifasi anak-anak untuk menghafal Alquran dan menjadi Hafiz Alquran. Karena salah satu tujuan utama pelajaran agama disini adalah melahirkan santri yang hafal Alquran," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013