Palu (ANTARA News) - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan Pemerintah Indonesia harus memberikan perhatian khusus kepada pembangunan di kawasan timur Indonesia karena 60 persen sumber daya Indonesia berada di kawasan tersebut.

"Bukan karena saya berasal dari kawasan timur Indonesia dan bukan kepentingan sektarianistik apalagi sparatis, tapi semata-mata karena menghadapi tantangan Asia Pasifik," kata Din di Palu, Kamis petang.

Din Syamsuddin hadir di Palu dalam rangka silaturahim dengan pemerintah daerah, tokoh agama dan tokoh masyarakat dirangkai dengan buka puasa bersama di daerah itu.

Silaturahim yang dilaksanakan di Gedung Pogombo kantor gubernur tersebut, Din Syamsuddin memberikan pencerahan tentang peran umat Islam dalam hidup berbangsa dan bernegara, salah satunya menghadapi daya saing di kawasan Asia.

"Mohon maaf, kalau umat Islam tidak siap bersaing, mereka cenderung menggunakan otot dari pada otak," katanya.

Dia mengatakan kalau umat Islam yakin agama Islam adalah"dinussyahada"(agama pembuktian), mendorong untuk maju, dia tidak akan risau apalagi galau sedikipun terhadap kemajuan kelompok-kelompok lain.

Syamsuddin mengatakan salah satu tantangan Indonesia adalah menghadapi era kebangkitan Asia, maka tugas umat Islam memberikan bukti, untuk mengisi dan bersaing elemen bangsa dalam pengisian negara Pancasila.

Oleh sebab itu kata Din Syamsuddin, salah satu yang perlu diperhatian adalah bagaimana provinsi-provinsi di kawasan timur Indonesia dibangun.

"Memang hanya 20 persen penduduk Indonesia di kawasan timur Indonesia, tetapi terdapat 60 persen natural resources Indonesia," kata tokoh Muhammadiyah itu.

Dia mengatakan jika kawasan timur Indonesia maju, maka bagian barat Indonesia juga akan maju.

Din Syamsuddin mengatakan dirinya sudah melihat langsung bagaimana potensi yang ada di Indonesia kawasan timur. Dia mengatakan potensi di kawasan tersebut cukup banyak hanya saja, Din Syamsuddin melihat belum mengalami kemajuan yang siginifikan.

Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013