Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, telah bersiaga menangani arus mudik Lebaran 2013 di Pelabuhan Sampit yang diperkirakan akan terjadi lonjakan penumpang besar-besaran.

"Status siaga I tersebut kami tetapkan karena ada indikasi akan terjadi lonjakan penumpang besar-besar di Pelabuhan Sampit, sehingga perlu penangnan yang serius dan maksimal," kata Kepala KSOP Kabupaten Kotim, Anasro Amin, di Sampit, Selasa.

Sejak awal ramadhan hingga memasuki H-10 Lebaran baru 6.500-7.000 pemudik yang telah terangkut atau berangkat melalui pelabuhan Sampit, dengan tujuan pelabuhan Tanjung Emas Semarang (Jateng) dan Tanjung Perak Surabaya (Jatim).

Sedangkan untuk H-9 hingga H-4 lebaran diperkirakan akan ada 7.000-8.000 pemudik yang akan berangkat melalui pelabuhan Sampit.

Keberangkatan penumpang kapal yang akan mudik lebaran melalui pelabuhan Sampit hingga H-1 hari raya Idul Fitri 2013 nanti diprediksi akan mencapai 48.000 orang.

Dengan masih sedikitnya jumlah pemudik yang telah berangkat, sementara jumlah penumpang diprediksi mencapai 48.000 orang, maka masih ada 33.000 orang lebih yang belum berangkat mudik.

Menurut Anasro, 33.000 orang yang belum berangkat mudik Lebaran tersebut diduga masih belum menerima atau masih menunggu pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR).

Berdasarkan informasi, perusahaan baru akan membayarkan THR kepada karyawan pada Sabtu (3/7) nanti.

"Kapal dari pelabuhan Sampit terhitung sejak H-7 nanti tinggal enam keberangkatan saja, yakni 3 keberangkatan dari PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan 3 keberangkatan lagi dari PT Dharma Lautan Utama (DLU)," katanya.

Untuk mengantisipasi adanya penumpang terlantar di pelabuhan Sampit karena tidak terangkat, pihak KSOP telah mengajukan permohonan penambahan jadwal kunjung kapal di pelabuhan Sampit ke Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla), namun sampai sekarang belum ada jawaban.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Kotim, Rustam Fuadi mengatakan, pemerintah daerah sebelum memang telah meminta bantuan ke TNI AL dalam mengatasi lonjakan penumpang mudik tersebut.

"Kapal perang TNI AL disiagakan untuk mengangkut penumpang mudik, namun kapasitasnya juga terbatas dan jika terjadi penumpukan penumpang terlalu besar maka akan ada penumpang yang tidak terangkut," terangnya.

Meski demikian pemerintah daerah akan berupaya menangani arus mudik semaksimal mungkin agar tidak ada penumpang yang terlantar di Pelabuhan Sampit karena tidak terangkut.

Pewarta: Untung Setiawan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013