Sampah ini menimbulkan bau dan tidak enak dipandang mata karena berserakan."
Rejanglebong, Bengkulu (ANTARA News) - Lebaran usai. Persoalan baru muncul yakni sampah rumah tangga yang menumpuk, bahkan di pinggir jalan, yang jika hujan akan menyebabkan persoalan tersendiri.

Hal tersebut terlihat Kota Curup, Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, pada Sabtu atau H+1 lebaran tahun ini. Sampah rumah tangga memenuhi bak penampungan dan menumpuk di pinggiran jalan di daerah itu.

Pantauan di lapangan, tumpukan sampah di daerah ini terlihat di sepanjang Jl Sukowati, Jl Suprapto, kemudian kawasan Pasar Atas, Pasar Bang Mego, Jl Dwi Tunggal kemudian sepanjang Jl Batu Galing, kawasan Stadion Air Bang serta dibeberapa tempat lainnya.

"Sampahnya sudah menumpuk sejak sebelum lebaran, dan sampai hari ini sudah empat hari belum diangkut. Sampah-sampah ini akan terus bertambah karena warga yang membuangnya setiap hari, sampah ini menimbulkan bau dan tidak enak dipandang mata karena berserakan," kata Husaimi (35) warga Jalan Sukowati, Sabtu.

Sampah rumah tangga di daerah itu, kata dia, selama ini dibuang di sejumlah bak penampungan yang disediakan pemerintah setempat dan biasanya setiap hari diangkut sehingga tidak sempat menumpuk serta menimbulkan bau tidak sedap.

Namun saat lebaran, sampahnya belum terangkut karena petugas kebersihan masih libur lebaran.

Hal yang sama juga diutarakan Rika (36) warga perumahan Grend Air Bang, Kecamatan Curup Tengah. Ia mengatakan, minimnya bak penampungan sampah yang disediakan petugas di setiap kelurahan di tempat tinggalnya mengakibatkan banyak warga yang membuang sampah ke kebun kemudian menumpuknya di pinggiran jalan.

Jika hujan turun, sampah akan terbawa air sehingga memenuhi saluran pembuangan dan menyebabkan penyumbatan sehingga air serta memenuhi badan jalanan di daerah itu.

Sebelumnya Plt Kepala Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (BLHKP) Rejanglebong, A Jalaludin, menjelaskan volume sampah dari rumah tangga dan pasar di daerah itu perharinya mencapai 80 ton dan memasuki Ramadhan dan lebaran meningkat hingga 100 ton per hari, terbatasnya sarana angkutan sampah dan petugas di lapangan membuat pengangkutan sampah setiap harinya sering terlambat.

Untuk itu dia mengimbau kalangan masyarakat setempat agar membuang sampah di tempat yang sudah mereka sediakan sehingga memudahkan proses pengangkutannya.

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013