Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu ingin Pasar Jajanan Bendungan Hilir (Benhil) Jakarta Pusat semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner favorit di Jakarta.

"Sudah sejak lama Pasar Benhil menjadi destinasi belanja kuliner yang menawarkan berbagai produk kuliner baik makanan khas Betawi ataupun makanan nusantara lainnya dengan harga yang kompetitif serta menjadi daya tarik tersendiri selama Bulan Ramadhan," kata Mari Elka Pangestu saat mengunjungi Pasar Benhil di Jakarta, Senin.

Ia sendiri ingin melihat dari dekat aktivitas pasar yang saat itu banyak menawarkan jajanan untuk buka puasa.

Pada kunjungan itu Menteri Mari E. Pangestu membeli beberapa macam jajanan untuk takjil buka puasa serta menyempatkan berbincang dengan para penjual kuliner yang ada di Pasar Benhil.

Pasar Benhil menjual beraneka macam kebutuhan rumah tangga, namun saat Ramadan lahan di depan Pasar BenHil disulap jadi Bazar Ramadan. Bazar Ramadan Benhil ada sejak tahun 1990-an dan dirintis Forum Peduli Benhil (FPB).

Mayoritas pedagang yang berjualan di Bazar Ramadan adalah warga sekitar Benhil, dengan menyediakan produk kuliner khas nusantara.

"Mereka harus didukung karena termasuk pengembang ekonomi kreatif bidang kuliner," katanya.

Menurut dia kini perhatian terhadap pengembangan Ekonomi kreatif yang merupakan sektor strategis dalam pembangunan nasional ke depan semakin besar, karena ekonomi kreatif disadari sudah berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional.

Tercatat ekonomi kreatif berkontribusi sebesar 7 persen terhadap PDB Nasional, menyerap 11,8 juta tenaga kerja atau sebesar 10,72 persen dari total tenaga kerja nasional, menciptakan 5,4 juta usaha atau sekitar 9,68 persen dari total jumlah usaha nasional.

Selain itu ekonomi kreatif berkontribusi terhadap devisa negara sebesar 119 Triliun atau sebesar 5,72 persen dari total ekspor nasional.

Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,74 persen.

Mari mengatakan fokus pengembangan subsektor ekonomi kreatif pada periode 2015-2019 adalah peningkatan daya saing industri kreatif dengan pemanfaatan iptek secara optimal dan pengembangan kreativitas dan kelembagaan industri kreatif.

"Pada tahun 2015-2019 ditargetkan kontribusi PDB ekonomi kreatif akan mencapai 7-7,5 persen dengan syarat pertumbuhan PDB Industri Kreatif minimal 5-6 persen," katanya.

Selain itu, tingkat partisipasi tenaga kerja industri kreatif juga ditargetkan mencapai 10,5 -11 persen dari total tenaga kerja nasional, peningkatan devisa negara mencapai 6,5-8 persen, dan selain itu akan didorong penciptaan kota kreatif dan ruang publik bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

"Kuliner merupakan salah satu fokus pengembangan wisata minat khusus, selain olahraga dan rekreasi," katanya.

Pihaknya mendata pengeluaran wisman selama di Indonesia sebagian besar dialokasikan untuk akomodasi 48,91 persen serta makanan dan minuman 17,67 persen.

Untuk itu, pengembangan kuliner terus dilakukan, salah satunya adalah dengan menetapkan 30 ikon kuliner nasional antara lain Ayam Panggang Bumbu Rujak Yogyakarta, Gado-gado Jakarta, Nasi Goreng Kampung, Serabi Bandung, Sarikayo Minangkabau, Es Dawet Ayu Banjarnegara, Urap Sayuran Jogjakarta, Sayur Nangka Kapau, Lunpia Semarang, Nagasari Jogjakarta, Kue Lumpur Jakarta, Soto Ayam Lamongan, Rawon Surabaya, Asinan Jakarta, Sate Ayam Madura.

(H016/S004)

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014