Langkat (ANTARA News) - Bubur pedas menjadi makanan berbuka puasa wajib bagi sebagian masyarakat Melayu di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, selama bulan Ramadhan.
 
Safiah, seorang pembuat bubur pedas Safiah di Stabat, pada Minggu mengatakan bubur pedas termasuk salah satu makanan yang diminati warga selama bulan Ramadhan.

Bubur beras yang konon merupakan warisan Kesultanan Deli dan sudah ada sejak 1909 itu punya rasa dan aroma khas, berwarna kuning pekat dengan kuah santan kental serta irisan daun mangkokan, daun jambu biji dan daun ketumbar.

"Bubur pedas ini tidak hanya enak, tapi juga menyehatkan," kata Safiah.

Safiah menjelaskan, bubur pedas dibuat dari beras, potongan dada ayam dan udang segar serta berbagai macam rempah-rempah termasuk kunyit, temu kunci, temu hitam, jintan, serai, dan temu mangga.

Selain itu, irisan halus daun mangkokan, daun mengkudu, daun jeruk, daun kunyit, dan daun jambu biji dicampurkan saat memasak.

Biasanya bubur pedas dimasak dalam panci atau wajan berukuran besar pada tungku dengan bahan bakar kayu.

Safiah setiap hari memasak 12 kilogram beras menjadi bubur pedas untuk dijual. Dia biasa membawa bubur pedas bikinannya ke Masjid Raya Stabat.

"Hampir setiap tahunnya kenaziran Masjid Raya Stabat selalu memesan bubur pedas," katanya.

Muhammad Azuan termasuk anggota jemaah yang menikmati kelezatan bubur pedas di Masjid Raya Stabat.

"Masjid Raya Stabat menyediakan buka puasa gratis dengan bubur pedas," katanya.

Warga juga bisa membeli bubur pedas dari para pedagang yang sejak awal Ramadhan berjualan di sepanjang Jalan Kyai Haji Zainal Arifin dan Jalan Perniagaan Stabat. Setiap hari selalu ada orang yang mengantre membeli bubur pedas di kawasan itu.

Pewarta: Imam Fauzi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014