... dalam proses pembatalan itu, sistem online akan mencatat kursi kosong yang bisa diambil siapa saja... "
Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) memastikan pemudik yang akan pulang ke kampung halamannya menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini tidak akan dirugikan calo, sebagaimana dikatakan Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI Daerah Operasi I, Agus Komaruddin.

"Tahun ini kami menerapkan kebijakan yang mengharuskan penumpang untuk menunjukkan identitasnya. Nama penumpang harus sesuai dengan nama pembeli tiket dan kami akan menolak jika ternyata tidak sama," kata dia, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat.

Selain kebijakan yang mengharuskan kesamaan identitas antara pembeli dan penumpang, langkah lain yang dilakukan PT KAI adalah menerapkan sistem dalam jaringan (online) untuk penjualan tiket dan ketersediaan kursi.

"Dengan kebijakan pengetatan identitas, para calo terpaksa harus membatalkan terlebih dahulu tiket yang telah dibelinya sebelum menjual kursinya ke orang lain. Namun dalam proses pembatalan itu, sistem online akan mencatat kursi kosong yang bisa diambil siapa saja," kata dia.

Langkah tersebut menurut dia, akan menyulitkan praktik percaloan sehingga penumpang tidak dirugikan.

Sementara itu di sisi lain Stasiun Kereta Api Pasar Senen pada Kamis juga dikunjungi langsung Presiden Susilo Yudhoyono yang hendak memantau secara langsung pelaksanaan arus mudik di tempat tersebut.

Yudhoyono sempat memasuki kereta api Majapahit tujuan Malang, Jawa Timur dan menyapa para penumpang.
"Selamat jalan, semoga kita semua selamat sampai tujuan," kata Yudhoyono kepada para penumpang kereta api Majapahit.

Pada arus mudik tahun ini, penumpang dari Stasiun Pasar Senen tecatat mengalami kenaikan lebih dari 100 persen dari hari-hari biasa. Menjelang hari raya, stasiun tersebut setiap harinya memberangkatkan sekitar 18.000 penumpang.

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, PT. KAI telah menyiapkan sembilan rangkaian kereta api tambahan untuk membantu 16 kereta reguler yang sudah ada.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014