KM Ciremai, milik PT Pelni (Persero), Minggu (27/7) jam 6.15 WIB merapat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, setelah menempuh perjalanan sekitar 14 jam dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, sehari sebelumnya.

Di dalam kapal itu terdapat setidaknya 2.500 penumpang dan 1.250 unit sepeda motor yang akan mudik ke Jawa Tengah.

Mereka mengikuti program mudik gratis yang difasilitasi Kementerian Perhubungan dan PT Pelni yang sudah dua tahun ini berjalan.

Tak ada wajah letih di raut muka para pemudik tersebut. Mereka selama pelayaran mengaku bisa istirahat dan tidur nyenyak di dalam kapal sembari sesekali ngobrol dengan keluarga bahkan sesama pemudik.

Di dalam kapal mereka juga dilayani dengan baik. Untuk buka puasa dan sahur mereka bisa makan dan minum gratis. Sementara jika ingin membeli makanan dan minuman tambahan ada sejumlah kafetaria di atas kapal.

Mau sholat fardhu dan tarawih mereka juga bisa melakukan di kapal karena ada surau. Ringkasnya mereka bisa istirahat dan melakukan aktivitas yang tidak meletihkan selama berada di dalam kapal.

"Saya kapok mudik naik motor ke Jawa seperti tahun lalu karena saya sekeluarga hampir mati," kata Slamet yang akan mudik ke Ungaran, Jawa Tengah.

Dia menceritakan tahun lalu bersama istrinya serta anaknya yang berusia dua tahun mudik naik motor ke Ungaran naik sepeda motor melalui jalur Pantura.

Saat tiba di Pekalongan, Jawa Tengah, entah mengapa tiba-tiba dirinya tak mampu mengendalikan sepeda motor yang dikendarai sehingga dirinya, istri dan anaknya terjatuh di jalan raya.

"Beruntung mas, dari arah berlawanan dan belakang tidak ada kendaraan yang melintas. Kalau saja ada kendaraan yang melintas, bisa jadi saya sekeluarga mati," kenangnya.

Masih beruntung pula sejumlah pengendara sepeda motor lainnya yang melihat kejadian langsung menolong dengan cara menghentikan kendaraan yang melaju dan mengangkut dirinya, istri, anak dan sepeda motornya ke tepi jalan raya.

"Saya saat itu memang letih sekali dan agak mengantuk. Tertidur beberapa detik saja saat mengendarai motor fatal akibatnya. Hampir saja saya sekeluarga tewas," katanya yang didampingi istri dan anaknya.

Belajar dari kejadian itu, dia dan istrinya memutuskan tak lagi mau mudik mengendarai sepeda motor ke kampung halamannya."Tuhan saat itu masih melindungi saya sekeluarga dari bencana," katanya dengan suara lirih.

Slamet yang bekerja sebagai buruh pabrik di Cikarang, Jawa Barat, mengatakan adanya program mudik gratis yang disediakan pemerintah ini sangat membantu dirinya dan ribuan pemudik senasib yang masih mengandalkan sepeda motor sebagai sarana transportasi.

"Saya berharap tahun-tahun mendatang mudik gratis naik kapal tetap diadakan dan saya yakin akan banyak peminatnya," kata Slamet.

Dia mengetahui ada mudik gratis naik kapal ke Semarang justru dari teman satu pabrik bukan dari media massa atau berita di televisi atau media cetak. "Perlu disosialisasi lagi program itu," katanya.

Lain lagi cerita Teguh yang akan pulang kampung ke Demak, Jawa Tengah. Dia bersama istrinya sejak dua tahun lalu sudah mudik gratis menggunakan kapal milik Pelni dan merasa nyaman dan aman.

"Sengsara mas kalau mudik ke kampung halaman naik sepeda motor. Kita menantang maut di jalan raya karena akan berhadapan dengan ribuan sepeda motor, mobil, truk, dan bis. Ngeri sekali kalau dipikir-pikir," katanya.

Pengalaman dirinya yang sudah pernah ke Demak naik motor dari Jakarta saat mudik, banyak dukanya dibanding sukanya.

Duka yang dia alami adalah saat motor mogok seperti ban kempis, letih badan yang tiada tara, belum lagi kecelakaan yang sewaktu-waktu bisa datang.

"Capeknya luar biasa kalau mudik naik motor. Sampai di kampung halaman badan malah sakit membuat bertemu dengan keluarga malah tak nyaman. Paling di sana hanya tiga hari, kita pulang lagi ke Jakarta karena harus bekerja lagi. Pokoknya capek deh enakan naik kapal," kata Teguh.

Baik Slamet dan Teguh berharap agar untuk tahun-tahun mendatang program mudik gratis bagi pengendara sepeda motor tetap diadakan dalam upaya menekan angka kecelakaan dan membantu masyarakat menengah ke bawah.



Banyak peminat

PT Pelni yang mendapat tugas dari Kementerian Perhubungan untuk mengangkut pemudik sepeda motor ke Semarang gratis mengaku sangat siap menjalankan tugas mengingat memiliki armada kapal yang memadai untuk tugas itu.

Direktur Utama PT Pelni Sulistyo Wimbo Hardjito, mengatakan tahun ini adalah untuk yang kedua kali perusahaan mendapat tugas tersebut dan bersedia melakukan serupa di tahun-tahun mendatang.

"Kita sangat siap untuk itu dan mendukung program tersebut agar pemudik bisa pulang kampung dengan selamat dan nyaman sampai di tujuan," kata Wimbo.

Tahun ini, katanya, pihaknya telah mempersiapkan KM Ciremai untuk mengangkut pemudik sepeda motor dari Jakarta-Semarang-Jakarta, yang terdiri dari Jakarta-Semarang dua gelombang masing-diberangkatkan 24 Juli dan 26 Juli 2014.

Sementara untuk arus balik (Semarang-Jakarta) akan diberangkatkan pada tanggal 2 Agustus dan 4 Agustus 2014.

Dia memperkirakan dengan empat kali angkutan tersebut, Pelni akan mengangkut 5.000 unit sepeda motor dan 10 ribu penumpang sepeda motor. "Saat ini yang mendaftar untuk ikut balik ke Jakarta menggunakan kapal sudah ditutup karena sudah kuota sudah tercapai, sementara yang hendak ikut mudik gratis naik kapal sangat banyak," kata Wimbo.

Pihak Pelni, katanya, tidak bisa memenuhi permintaan para pemudik sepeda motor yang tak mendapat jatah tersebut karena memang dana yang diberikan Kementerian Perhubungan hanya bisa melayani empat kali saja.

Dia mengaku, PT Pelni mendapat Rp7 miliar dari Kementerian Perhubungan untuk mengangkut gratis pemudik sepeda motor jurusan Jakarta-Semarang selama empat gelombang pada tahun ini.

"Jumlah sebesar itu sebenarnya masih kurang karena biaya operasionalnya memang tinggi," katanya.

Menurutnya, idealnya pemerintah memberikan bantuan lebih Rp100 miliar untuk membantu perusahaan dalam menyediakan angkutan mudik pesepeda motor gratis ke Semarang, Jawa Tengah, dengan 10 kali angkutan pergi pulang.

Dikatakan, saat ini minat pemudik sepeda motor gratis menggunakan kapal makin tinggi mengingat tiga minggu sebelum hari H sudah habis jatahnya.

Berminatnya pesepeda motor mudik menggunakan kapal disebabkan kesadaran mereka terhadap keamanan dan kenyamanan sudah makin tinggi mengingat kondisi jalan yang tidak nyaman dan makin padat serta macet.

Selain itu, katanya, pengendara motor yang ingin mudik juga ingin nyaman dan tidak terlalu letih dalam perjalanan mudik ke kampung halaman.

"Kalau menggunakan kapal Jakarta-Semarang hanya 14 jam tapi kalau dijalankan di jalan raya bisa lebih dari itu. Belum lagi macet, letih dan resiko kecelakaan," katanya.

Dia berharap untuk tahun depan Kementerian Perhubungan dapat menambah anggaran ke perusahaan untuk dapat mengangkut pemudik sepeda motor gratis.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014