... Pancasila, sebagai rancangan induk sekaligus sebagai payung kebersamaan harus selalu diperkuat, dipelihara, diperkaya, dan dilindungi... "
Yogyakarta (ANTARA News) - Kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla diharapkan menjadikan agama sebagai pengawal moralitas bangsa, kata dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Jawahir Thontowi.

"Umat Islam meyakini dasar filsafat bangsa dan negara, yakni Pancasila, sebagai rancangan induk sekaligus sebagai payung kebersamaan harus selalu diperkuat, dipelihara, diperkaya, dan dilindungi," katanya, di Yogyakarta, Senin.

Dalam khotbah shalat Idul Fitri 1435 Hijriah, di Alun-alun Utara yang diikuti ribuan jamaah, termasuk Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Thontowi mengatakan, tidak mungkin dasar rasionalitas, intuisi, dan imajinasi politik dikembangkan tanpa dikawal wahyu sebagai moralitas universal dengan interpretasi aktual dan konstektual.

Menurut dia, pembangunan budaya perdamaian, perilaku santun, saling menghormati, menerima, dan menolong sebagai wujud persaudaraan dan persatuan sebagai bangsa merupakan kewajiban rakyat Indonesia yang terikat hukum dasar yang digunakan untuk menggalang rekonsiliasi.

"Hal itu tidak hanya untuk kepentingan bangsa Indonesia tetapi juga untuk menekan pemimpin dunia agar gencatan senjata dan agresi Israel terhadap Palestina segera berakhir," kata dia.

Ia mengatakan 1 Syawal 1435 Hijriah menjadi momentum hari kemenangan umat Islam, bukan sekadar ketika mampu menjadikan ibadah puasa berfungsi bagi pengendalian diri atau hawa nafsu yang berimbang pada kebahagiaan individual.

Namun juga harus dibuktikan pada terselenggaranya peran negara dalam memelihara keamanan, ketertiban, dan stabilitas negara dan pemerintahan.

Menurut dia, imbas masholihul mursalah dengan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan mampu secara efektif membangun rekonsiliasi nasional.

Pewarta: Bambang S Hadi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014