Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah bus asal Sumatera, Sabtu, terlambat tiba di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, hingga enam jam akibat harus mengantre untuk masuk kapal penyeberangan Bakauheni (Lampung)-Merak (Banten).

Sopir bus Pahala Kencana rute Palembang-Jakarta yang dijumpai di Terminal Kalideres, Hendri, mengatakan, keadaan itu terjadi karena kapal penyeberangan mengutamakan mobil pribadi dibandingkan bus.

"Kapal penyeberangan hanya boleh diisi lima hingga tujuh bus saja, selebihnya untuk mobil pribadi dan kendaraan roda dua," kata Hendri.

Ia mengemukakan, bus yang dikendarai seharusnya tiba paling lambat pukul 06.00 WIB di terminal, namun antrian di Bakauheni itu membuat menjadi molor hingga tiba pada pukul 11.00 WIB.

"Memang ini rutin terjadi setiap kali mudik Lebaran, tapi alangkah baiknya jika pemerintah mendapatkan solusinya. Misalnya merealisasikan jembatan penyeberangan Selat Sunda," harap Hendri.

Keluhan atas lamanya waktu perjalanan itu juga disampaikan Andriani, penumpang Bus Perusahaan Otobus (PO) Aria Prima jurusan Palembang-Jakarta.

"Kesal sekali menunggu. Ini akibat mengantri masuk kapal hingga enam jam," kata warga Kota Depok ini.

Fauzi, penumpang lainnya jurusan Lampung-Jakarta juga mengeluhkan hal serupa.

"Hambatan hanya ketika ingin masuk kapal. Setelahnya, perjalanan lancar karena tidak ada jalan yang rusak," kata warga Grogol ini.

Sementara, Kepala Terminal Antarkota Antarprovinsi Kalideres Djoko Soekarno mengatakan puncak arus balik diperkirakan terjadi pada H+5 (3/8) yang akan didominasi daerah asal Sumatera.

"Untuk bus asal Jawa terjadi hari ini, dari Subuh sudah puluhan bus yang masuk," kata dia.

Sedangkan berdasarkan data di pusat arus mudik dan arus balik di terminal itu diketahui pada pada H+3 terdapat 4.435 orang yang tiba di Kalideres atau meningkat 50 persen lebih dari H+2 yang mencatat 2.063 orang.

Sementara, pada H+4 yakni terhitung pukul 07.00-13.00 WIB, petugas terminal mencatat terdapat 2.062 orang dari 156 bus rute asal Sumatera dan Jawa yang tiba di Kalideres.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014