Karanganyar (ANTARA News) - Perajin keranjang buah dari limbah kertas koran di Desa Keradenan Serangan Colomadu Kabupaten Karanganyar mengalami kenaikan permintaan hingga 100 persen terutama sejak memasuki bulan Ramadhan.

"Permintaan keranjang buah sudah dua bulan terakhir rata-rata mencapai 4.000 buah perbulan atau naik dua kali lipat dibanding hari biasanya," kata seorang perajin warga Desa Keradenan Karanganyar, Christian Haryanto (47), Rabu.

Menurut Christian, permintaan pelanggan kebanyakan datang toko-toko buah seperti Istana Buah Malang, Surabaya, Semarang, Cirebon dan Jakarta.

"Kami pada hari-hari biasa pesanan pelanggan rata-rata sekitar 1.500 hingga 2.000 buah perbulan," katanya.

Keranjang buah produksi para perajin di daerah itu digemari karena bentuknya yang cantik dan berwarna warni serta memiliki kualitas yang bagus.

Produk ekonomi kreatif itu hanya memanfaatkan limbah kertas koran untuk diubah menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi.

Christian menjelaskan, harga keranjang buah di tingkat pedagang hanya berkisar antara Rp25 ribu hingga Rp40 ribu perbuah tergantung ukurannya.

"Kami dengan menggunakan sebanyak 12 tenaga kerja mampu memproduksi rata-rata sekitar 3.000 keranjang buah perbulan," katanya.

Menurut dia, karena permintaan keranjang buah rata-rata sekitar 4.000 buah perbulan, maka pihaknya meningkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan kerja lembur karyawannya.

Meningkatnya permintaan keranjang buah pada Ramadhan tersebut sebagian besar untuk kebutuhan hadiah Lebaran atau parcel.

Pembuatan kerajinan dari limbah kerta koran itu dilakukan dengan merendan kertas koran dalam air selama tiga hari hingga lembut atau lunak.

Limbah kertas koran tersebut kemudian dihaluskan lagi dengan cara diblender menjadi bubur kemudian ditiriskan hingga kering.

Kertas yang menjadi bubur kering kemudian dicampur dengan lem dan ditiriskan kembali dan dicetak sesuai bentuk barang yang diinginkan.

Limbah koran yang sudah menjadi bentuk keranjang buah kemudian dikeringkan sinar matahari dan selanjutnya dicat warna sesuai corak yang diminati konsumen, dan kemudian dilapisi pernis untuk menutup pori-porinya.

Barang yang kini bernilai tambah kemudian siap dikemas untuk dikirim ke pelanggannya.

Pewarta: Bambang DM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015