Untuk sebagian orang termasuk kami, ini hal yang biasa karena sehari-hari kami menggunakan sepeda."
Jakarta (ANTARA News) - Kelompok yang menyebut diri "Gowes Mudik" memilih pulang ke kampung halaman dengan menggowes sepeda.

Mereka berangkat Jumat malam dengan tujuan yang berbeda melewati jalur utara, Sabijo (Blora), Vidi (Yogyakarta), Poetoet Soedarjanto (Madiun), dan Mayang Widya (Sidoarjo). Meskipun menggowes hingga ratusan hingga ribuan kilometer, mereka pun tetap menjalankan puasa.

"Untuk sebagian orang termasuk kami, ini hal yang biasa karena sehari-hari kami menggunakan sepeda," kata Poetoet Soedarjanto kepada ANTARA News sebelum keberangkatan.

Bagi Poetoet, ini adalah tahun keempat mudik menggunakan sepeda. Poetoet sudah memulainya sejak tahun 2012 bersama satu orang rekannya.

"Saya terinspirasi dari dia. Waktu itu cuma berdua, dan saya berharap semakin tahun makin banyak yang mudik dengan sepeda," tutur Poetoet.

Menjelang lebaran tahun 2015, lanjut Poetoet, setidaknya ada 40 orang dalam komunitas Bike To Work yang memilih mudik menggunakan sepeda baik melewati jalur utara, jalur selatan, maupun jalur Sumatera.

Rombongan Poetoet rencananya akan menempuh lima etape antara lain Jakarta-Cikampek, Cikampek-Cirebon, Cirebon-Batang/Pekalongan, Batang/Pekalongan-Temanggung/Klaten/Yogyakarta, dan Klaten-Sidoarjo.

"Tapi nanti bisa berubah, biasanya kami suka coba-coba rute. Pastinya, kami suka cari tanjakan," kata Kepala Bagian Logistik di CNI itu.

"Saya paling favorit di rute Batang-Temanggung karena tanjakannya keren," tambah Poetoet yang selalu bersepeda dari sejak sekolah hingga sekarang.

Menurut pria berusia 47 tahun itu, peralatan yang mereka bawa pun tidak banyak seperti peralatan salat, jersey, obat-obatan, dan ban cadangan.

Sementara itu, Mayang yang merupakan perempuan satu-satunya akan menempuh sekitar 1.000 km, terjauh dari yang lainnya. Sebelumnya, perempuan berusia 20 tahun itu telah menjajal perjalanan bersepeda dari rumahnya di Sidoarjo ke Jakarta hanya seorang diri.

"Saya ingin menginspirasi teman-teman. Saya mau buktikan sesuatu tidak hanya ke lingkungan sekitar tetapi juga ke orang-orang Indonesia," tutur Mayang.

Pewarta: Monalisa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015