Cianjur (ANTARA News) - Warung Sate Maranggi Pegadaian di Jalan Raya Cianjur-Cipanas, Jabar, menjadi tempat makan favoriet bagi pemudik yang melintas di jalur tersebut, dan bahkan antrean kendaraan pemudik yang mampir ke warung itu membludak hingga menyebabkan kemacetan.

Meksipun hanya berbentuk kios kecil, sate khas Cianjur yang terbuat dari daging sapi itu banyak diminati pemudik dan pendatang yang menghabiskan libur panjang hari raya. Beberapa pemudik bahkan mengaku mengharuskan diri mampir ke warung sate itu karena rasa dan bumbu kacang serta sambel oncomnya yang khas.

"Setiap tahun kalau pulang mudik, kami pasti makan di warung sate ini karena rasanya yang khas dan jarang kami temukan di tempat lain. Meskipun harus mengantri lama, tapi kalau sudah kebagian kami puas dengan rasanya," kata Adi Supriyadi, pemudik yang hendak kembali ke Jakarta, di Cipanas, Selasa.

Setiap mudik lebaran sejak tahun 2002, dia dan keluarga besarnya mewajibkan diri untuk mampir ke warung sate yang direkomendasikan relasi kerjanya itu. Selain makan di warung tersebut, dia selalu membungkus sate hingga ratusan tusuk untuk dibagikan pada tetangga sebagai buah tangan.

"Malah banyak yang nitip kalau pulang kampung mampir ke Cipanas untuk beli sate maranggi. Kalau yang dibungkus akan kami bagikan untuk tetangga dan menjamu tamu yang datang ke rumah untuk bersilaturahmi," katanya.

Sementara Susan, pengelola warung Sate Maranggi Pegadaian, mengatakan, dalam satu hari selama libur Lebaran pihaknya menghabiskan 100 sampai 200 kilogram daging sapi untuk maranggi atau dua kali lipat dari hari biasa. Ciri khas sate dari daging sapi itu merupakan bumbu khas keluarga.

Sejak buka dipinggir Kantor Pegadaian Pacet, puluhan tahun yang lalu, warung sate tersebut menjadi tempat favoriet warga sekitar dan pendatang dari berbagai wilyah di Pulau Jawa dan Sumatera.

Namun sempitnya area parkir warung membuat pembeli harus memarkir kendaraanya di pinggir jalan sehingga menyebabkan kemacetan.

"Namun kami melibatkan warga sekitar untuk mengatur parkir kendaraan pembeli agar tidak memperparah kemacetan karena jalur ini merupakan jalur utama mudik. Untuk keuntungan per hari mencapai puluhan juta rupiah," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015