Bandung (ANTARA News) - Kafe DAnclom di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengembangkan minuman unik dari campuran dodol sebuah makanan khas daerah Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Kami mengembangkan minuman dodol ini sebagai upaya kami ingin mengangkat dodol sebagai makanan khas Garut," kata Pemilik Kafe DAnclom, Andris Wijaya di Jalan Cimanuk, Kabupaten Garut, Jumat.

Ia menyebutkan tiga jenis minuman campuran dodol yang dikembangkannya bernama singkatan Juljol yaitu jus dodol dari bahan baku susu, markisa dan dodol.

Kemudian bernama Frozdol yaitu frozen dodol dari bahan baku eskrim berkualitas baik yang dicampur dengan dodol, lalu Wedol yaitu wedang dodol.

"Saat ini baru ada tiga jenis minuman yang dikembangkan di kafe kami untuk memanjakan pengunjung," kata Andris.

Ia menuturkan inspirasi minuman dodol itu berawal dari terkenalnya makanan khas Garut yaitu dodol yang dibuat dari bahan baku beras ketan dan gula pasir.

Menurut dia makanan khas daerah itu perlu diangkat lagi dengan cara lain agar dapat dinikmati oleh semua kalangan melalui sajian minuman.

"Kami ingin para wisatawan bisa menikmati makanan dodol dengan cara berbeda tidak sebagai oleh-oleh, bisa dijadikan sesuatu beda melalui minuman," katanya.

Ia menyampaikan cara penyajian minuman dodol itu dilakukan oleh orang ahli dalam mengolah makanan dan minuman.

Minuman khas kafenya itu, kata Andris, akan mendapatkan sensasi rasa yang berbeda dari minuman bahan sama pada umumnya.

"Identik dodol itu sangat manis, nah di sini kita diolah agar minuman tetap pas rasanya, seperti rasa kopi pahit kita sempurnakan manisnya dengan dodol," katanya.

Sementara respon pengunjung terhadap minuman tersebut, kata dia, cukup banyak peminatnya sebagai sajian minuman pembuka atau penutup makan berat.

Bahkan pada bulan Ramadhan ini, kata Andris, minuman dodol banyak peminatnya karena memiliki rasa manis sebagai minuman pembuka puasa.

"Minuman kita ini rasanya manis tapi seger, rasa dodolnya masih tetap ada, ini adalah kombinasi yang pas," katanya.

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016