Jakarta (ANTARA News) - Para pemudik dengan sepeda motor yang akan berangkat dari Jakarta tidak terlalu meminati helm baru, berdasarkan pantauan Antara di beberapa lokasi.

Hal ini terlihat dari menurunnya permintaan helm di toko-toko. "Merosotnya hampir 50 persen dibandingkan Lebaran tahun 2015," ujar Yani, penjual helm di kawasan Sawah Besar, Jakarta, Minggu.

Menurut Yani, yang sudah berjualan helm selama lima tahun, ada beberapa kemungkinan mengapa itu terjadi. Salah satunya adalah karena Lebaran berdekatan dengan tahun ajaran masuk sekolah.

Kemudian, ada penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta (PRJ) dari 10 Juni hingga 17 Juli 2016.

Toni, pedagang helm di Kemayoran, Jakarta Pusat, juga mengungkapkan hal senada.

"Paling yang datang membeli dua orang per harinya. Biasanya masyarakat cari helm standar yang berharga murah, Rp100.000 ke bawah," kata Toni.

Adapun terkait pemudik dengan sepeda motor, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlahnya naik hingga hampir 50 persen atau 5,6 juta unit sepeda motor pada masa angkutan Lebaran 2016 dibandingkan dengan tahun lalu yang sebanyak 3,7 juta sepeda motor.

Tren yang terus bertumbuh tersebut membuat Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan akan mengkaji pembatasan jumlah pemudik dengan sepeda motor.

Industri perlengkapan otomotif eceran di Jakarta, baik untuk mobil maupun sepeda motor, menjelang Lebaran 2016 memang mengalami penurunan bila dibandingkan dengan masa sebelum Idul Fitri tahun sebelumnya.

Kemorosotan juga terjadi pada jasa perbengkelan mobil dan sepeda motor, yang permintaannya menurun hingga lebih dari 50 persen.

Pewarta: Michael S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016