Jember (ANTARA News) - Gereja Katolik Santo Yusup mengubah jadwal misa pada hari Minggu karena bertepatan dengan Lebaran untuk menghormarti umat Islam yang beribadah Salat Id di Masjid Jami Al Baitul Amin, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

"Biasanya jadwal misa pada hari Minggu pukul 05.30 WIB dan pukul 07.30 WIB. Namun, karena hari ini bertepatan dengan momentum Lebaran, jadwal misa diubah pada pukul 16.00 WIB dan pukul 18.30 WIB untuk menghormati umat Islam yang Salat Idul Fitri," kata Ketua Musyawarah Antar-Gereja Ignatius Sumarwiadi di Jember, Minggu.

Jarak Gereja Santo Yusup dengan Masjid Al Baitul Amin di alun-alun sekitar 300 s.d. 400 meter. Biasanya banyak kendaraan umat Muslim yang beribadah Salat Id diparkir di sekitar Gereja Santo Yusup, Jalan Kartini.

"Kami sudah menyosialisasikan perubahan jadwal misa itu kepada jemaat dua pekan lalu karena Gereja Santo Yusup sangat menjaga toleransi dan kebersamaan untuk menghormati sesama dan agama lain," tuturnya.

Menurut dia, pelaksanaan Salat Idul Fitri digelar setahun sekali setelah umat Muslim selesai menjalani ibadah puasa pada bulan Ramadan, sedangkan misa di gereja digelar secara rutin setiap minggu.

"Silakan warga yang ingin menitipkan kendaraannya di halaman gereja karena kami akan menjaganya dengan senang hati, bahkan para pemuda gereja diminta untuk membantu bersih-bersih setelah pelaksanaan Salat Id di Masjid Baitul Amin," katanya.

Iqnatius mengatakan bahwa umat Katolik sangat menghargai setiap warga negara untuk bisa melaksanakan ibadah dengan baik sehingga jemaat gereja tidak akan keberatan untuk mendahulukan umat Islam yang Salat Id.

Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta mengatakan bahwa enam perukyat hilal bersaksi melihat bulan muda atau hilal sehingga menjadi salah satu dasar penetapan Idul Fitri 1438 Hijriah pada hari Minggu.

"Ada enam petugas yang menyampaikan kesaksian di bawah sumpah bahwa mereka lihat hilal," kata Lukman dalam jumpa pers Sidang Isbat Awal Syawal 1438 Hijriah di Kantor Kemenag, Jalan Thamrin Jakarta.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017