Jihad kita adalah perang melawan korupsi, penindasan, kesewenang-wenangan kekuasaan dan perang melawan kemiskinan dan kesejangan sosial."
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menyampaikan Idul Fitri 1438 Hijriah merupakan momentum melakukan refleksi dan evaluasi untuk mengembalikan makna jihad yang sesungguhnya.

"Akhir-akhir ini makna jihad telah diselewengkan kelompok tertentu dengan memerangi orang lain yang berbeda pendapat dan mengkafirkan orang lain," katanya dalam khotbah Idul Fitri di depan sekira 20.000 umat Islam asal Indonesia yang memadati Taipei Travel Plaza, Minggu.

Bahkan, mantan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor itu mengemukakan bahwa ada kelompok tertentu mengartikan jihad dengan nekat bunuh diri yang justru menimbulkan kerusakan.

"Itu bukan jihad yang sesungguhnya," ujarnya.

Nusron menegaskan bahwa jihad yang sebenarnya adalah jihad sosial yang lebih komprehensif karena yang dituju mengorbankan segala yang manusia miliki untuk mencapai keridaan dari Allah SWT.

Jihad sosial, menurut dia, sekaligus mendorong terciptanya sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta bersendikan nilai agama dan ketaatan pada Allah.

"Jihad kita adalah perang melawan korupsi, penindasan, kesewenang-wenangan kekuasaan dan perang melawan kemiskinan dan kesejangan sosial," katanya.

Bagi para pekerja Indonesia di Taiwan, ia mengemukakan bahwa jihad bermakna bekerja secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas ekonomi keluarga dan kualitas pendidikan anak-anaknya.

"Sekaligus meningkatkan harkat dan derajat Indonesia di mata dunia," ujar politisi Partai Golongan Karya (Golkar) itu.

Nusron mengingatkan kaum muslimin diajarkan untuk saling mencinta dan melihat dirinya sebagaimana melihat orang lain, terutama bagi sesama muslim yang merantau agar saling menjaga, saling mengingatkan, dan saling memberi jika ada yang kekurangan.

"Penting juga menjaga persatuan, sehingga tidak ada lagi kasus-kasus kekerasaan dan narkoba yang terjadi kepada kita dan saudara-saudara kita," demikian Nusron Wahid.

Ibadah Shalat Idul Fitri bagi komunitas warga Indonesia di Taipei tahun ini lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya. Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Robert J Bintaryo memperkirakan lebih dari 20 ribu jemaah mendatangi Taipei Travel Plaza.

"Kapasitas tempatnya terbatas jadi Shalat Id kami atur dalam tiga gelombang," katanya.

Ia menyampaikan penyelenggaraan ibadah Salat Id didukung Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Taiwan, PCI Muhammadiyah, Majelis Talim Yasin Taipei.

Selain itu, ia menambahkan, Pemerintah Kota Taipei berperan penting dalam penyelenggaraan Salat Id tahun ini dengan memberikan sejumlah fasilitas, termasuk tempat penyelenggaraan.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017