Semarang (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta konsep antarmoda transportasi, terutama dari terminal ke stasiun kereta api dan pelabuhan di Jawa Tengah dijalankan.

"Saya tadi pesan agar dibuat lintasan (jalur transportasi) dari terminal ke stasiun KA dan pelabuhan," katanya saat meninjau Terminal Bawen, Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis.

Tinjauan di Terminal Bawen itu merupakan rangkaian pantauan arus balik di berbagai tempat, yakni Stasiun Poncol Semarang, Jalur Tol Semarang-Solo, dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Selama ini, kata Budi, pemudik yang berasal dari Kalimantan dan Jakarta begitu tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang kesulitan mendapatkan angkutan, sebab yang ada angkutan plat hitam.

"Begitu sampai Tanjung Emas, enggak dapat plat kuning. Adanya, plat hitam, mahal. Makanya, nanti saya pesan BRT (bus rapid transit) mesti lewat walaupun sekarang belum ada penumpang," katanya.

Yang terpenting, kata dia, BRT bisa melewati stasiun dan pelabuhan terlebih dahulu agar konsep antarmoda transportasi yang menghubungkan beragam moda transportasi bisa berjalan secara terintegrasi.

Sejalan dengan itu, ia mengapresiasi rencana pengoperasian angkutan aglomerasi atau penghubung antardaerah, mulai Kota Semarang hingga Terminal Bawen yang dijadwalkan pada 7 Juli 2017.

"Ini (Terminal Bawen) kan terminal antarkota. Jadi, yang mau ke Solo dan Semarang lewat sini. Paling penting, dari Semarang menuju ke selatan harus ada BRT. Rencananya 7 Juli nanti dioperasikan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jateng Satrio Hidayat membenarkan pengoperasian angkutan aglomerasi yang menghubungkan Semarang-Bawen sehingga konektivitas antarmoda terintegrasi.

Mengenai jumlah armada yang dioperasikan, pada tahap awal sebanyak 18 armada yang akan dikemas dengan konsep BRT dengan pengelolaan Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah Kabupaten Semarang.

(U.KR-ZLS/T013)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017