Jakarta (ANTARA) - Kali ini saya akan menyampaikan satu maqolah atau kalimat nasihat dari Ibnu Atha'illah atau Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari, seorang sufi Mesir yang terkenal dengan karyanya yakni kitab Al Hikam.

Beliau menyatakan dalam kitab Al Hikam, "Laa tashab man laa yunhidluka haluhu, wa laa yadulluka 'ala-llaahi maaqaaluhu". Artinya, "Janganlah engkau berkawan dengan seseorang yang tindakan-tindakannya tak membuatmu menjadi giat dan 'trengginas' (untuk mendekat kepada Allah SWT), dan ucapan-ucapannya pun tak menunjukkanmu kepada-Nya".

Ini adalah satu kalimat yang pendek namun kita dapat mengkontekstualisasikan dalam lini kehidupan kita. Dalam hal ini saya ingin memaknai kalimat ini dalam kehidupan yang hari ini sangat ramai dan dekat dengan kita yakni dunia digital.

Kita sudah sering mendengar bahwa ada hoaks (berita/kabar bohong) di mana-mana beredar setiap hari. Kita mungkin sudah membaca ada hoaks dan fitnah yang menyebar lewat telepon seluler kita tentang berbagai hal, baik menyangkut tema politik, ekonomi, bahkan menyangkut tema yang bersifat sakral yakni agama.

Fitnah atau berita bohong itu juga terkait tema agama, tema Islam, tema para kiai, dan para ulama. Untuk menyaring tema-tema itu kita mungkin sudah mendapat pelajaran bahwa kita harus melakukan check and recheck, tabayun atau klarifikasi, yakni mencari-cari sumber-sumber yang otoritatif agar kita tidak terkena fitnah atau hoaks tersebut.

Kalimat Ibnu Atha'illah di atas tadi, bisa kita maknai bagaimana kita seharusnya menggunakan sesuatu yang positif. Kita diberi peringatan bahwa kita tidak boleh membaca atau menonton sesuatu yang punya dampak negatif, dampak membenci orang, dampak menyakiti orang, dan dampak menyebarkan fitnah.

Kalimat nasihat yang disampaikan Ibnu Atha'illah itu mengajak kita untuk berteman, membaca, dan mengajak kita menonton sesuatu yang membawa kondisi kita untuk dekat dengan Allah SWT.

Jika kita lalai terhadap alat-alat digital yang canggih itu, maka kita tidak boleh menggunakannya. Kita lalai hingga lupa shalat Dzuhur dan kewajiban lainnya karena asyik chatting dengan teman di mana pun.

Mari sama-sama kita sama-sama mengingatkan bahwa kita harus berhati-hati terhadap dunia baru kita yaitu dunia internet, dunia serba digital, serba matic dan serba bisa "dijangkau". Mari kita ingatkan anak kita, keluarga kita, tetangga dan kawan-kawan kita bahwa semua itu bisa kita nikmati tetapi ada batasnya.

Dan Ibnu Atha'illah telah memberi batas yang jelas dalam konteks keberagamaan yaitu "La tashab...", "Jangan kawani, jangan temani...". Maka janganlah kita membuka, janganlah kita membaca, atau menonton sesuatu yang tidak mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.

Semoga apa yang saya sampaikan ini bermanfaat. Jika ada kekurangan mohon dimaafkan. Wallaahu muwaafiq ilaa aqwaamit thariq.

*) Ustadz Hamzah Sahal adalah seorang dai (penceramah)
 

Pewarta: Ustadz Hamzah Sahal *)
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020