Jakarta (ANTARA) - Bulan Ramadhan 1441 Hijriah atau 2020 Masehi bertepatan dengan wabah dan pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih terjadi.

Dampak sosial-ekonomi semakin terasa pada beberapa kelompok rentan, di antaranya bagi anak yatim, dhuafa, janda, dan kelompok lanjut usia, serta juga guru ngaji.

Sebelum virus corona jenis baru penyebab COVID-19 meluas seperti saat ini, sebuah gerakan yang digagas Yayasan At-Tawassuth di Bogor, Jawa Barat, yakni "Gerakan Jumat Berbagi Nasi Box Gratis", telah dimulai pada 21 Februari 2020.

Namun, setelah beberapa kali berlangsung dengan lancar, pandemi COVID-19 membuat gerakan tersebut mengalami hambatan.

"Para donatur yang biasanya membantu, kini malah justru menjadi kelompok yang terdampak," kata Ketua Yayasan At-Tawassuth Ahmad Fahir, M.Si.

Ia sangat bersyukur gerakan sedekah yang diluncurkan itu mendapatkan dukungan masyarakat.

Meski masih bersifat terbatas sejumlah dukungan datang dari para dermawan dari berbagai daerah di Jabodetabek, Banten, Pekalongan (Jateng), bahkan ada yang berasal dari luar negeri, yakni dari Warsawa, Polandia.

Gerakan Jumat Berbagi Nasi Box pada yatim dan dhuafa tersebut dilakukan atas kerja sama dan melibatkan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Bojong, Kecamatan Kemang, sebagai mitra dalam penyaluran.

Selain itu, pihak Yayasan At-Tawassuth juga menggalang donasi terbuka maupun menerima dukungan dalam bentuk barang bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dan berjuang bersama dalam gerakan bertajuk "Sedekah, Filantropi dan Humanity" itu.

Sebelum melambat akibat dampak COVID-19, kegiatan tersebut berjalan lancar, di mana setiap hari Jumat pihaknya membagikan minimal 50 hingga 100 nasi box dan paket sembako.

Terakhir, kegiatan itu dilakukan pada Jumat (17/4).

Ada sebanyak 70 nasi box dan 30 paket sembako yang disalurkan pada yatim, dhuafa dan guru ngaji di Desa Bojong, Desa Pabuaran, Desa Kemang, Kecamatan Kemang serta Desa Mekarsari di Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor.

Langkah kecil tersebut sebagai ikhtiar memerhatikan yatim dan dhuafa lainnya dengan memberi makan setidaknya sepekan sekali setiap hari Jumat di lokasi sekitar domisili Yayasan At-Tawwasuth di Desa Bojong, Kemang, Kabupaten Bogor.

"Kami membagikan nasi box dan sembako dengan diantarkan langsung ke rumah mustahik (penerima zakat, infaq, sedekah). Langkah ini dilakukan sejak pertengahan Februari 2020," katanya.

Pada kondisi sekarang, kata dia, sebenarnya menjadi lebih relevan dengan keharusan "physical distancing" dalam hal penyalurannya, namun dampak sosial-ekonomi yang memukul hampir semua kehidupan menjadikan pihaknya melakukan penyesuaian-penyesuaian, dalam arti ada pengurangan dalam pemberian kepada pihak yang selama ini mendapatkan bantuan.

Ia menambahkan kekhasan lainnya dari gerakan pembagian nasi box dari Yayasan At-Tawassuth itu, yaitu memberdayakan petani lokal, dengan membeli hasil panen petani Desa Bojong untuk dibagikan ke mustahik.

Selama ini, Desa Bojong dikenal sebagai salah satu lumbung pertanian di Kabupaten Bogor.

Dengan modifikasi menyesuaikan kondisi saat wabah COVID-19 dan bersamaan dengan bulan Ramadhan, kegiatan dilakukan dengan memberikan takjil makanan berbuka puasa.

Namun, karena imbas dari COVID-19, maka ada skala prioritas mengingat keterbatasan donasi yang ada.

Memuliakan mustahik

Tokoh pendidikan Kota Bogor Dr Ir H Budi Prasodjo, MA.Ed mengapresiasi gerakan sedekah yang diprakarsai Yayasan At-Tawassuth tersebut.

"Gerakan itu selain sasarannya yatim, dhuafa dan guru ngaji, juga benar-benar memuliakan mustahik, yakni dengan mengantarkan santunan ke rumah-rumah mereka langsung," kata lulusan Fakultas Teknologu Pertanian Institut Pertaniab Bogor (Fateta IPB) itu.

Ia mengapresiasi gerakan tersebut, terlebih hal itu dilakukan bukan karena tuntutan physical distancing, namun dari awal berjalan saat belum ramai wabah corona sudah dirancang seperti itu

Menurut Ketua LP3 Diagnostiq itu, gerakan Yayasan At-Tawassuth tersebut sangat bermanfaat dalam membantu mengurangi beratnya beban hidup yang dihadapi ana-anak yatim, dhuafa, janda maupun "muallim" (guru ngaji) di tingkat kampung, terlebih dalam suasana bencana corona saat ini.

"Mereka perlu perhatian dari kita semua. Terlebih sekarang dalam suasana wabah COVID-19, beban hidup menjadi semakin berat akibat melemahnya daya beli dan perekonomian nasional," kata Budi Prasodjo.

Karena itu, tali asih para dermawan amat diperlukan untuk meringankan beban hidup mereka.

Skala nasional

Jika di tingkat mikro, yakni level kampus dan desa, Yayasan At-Tawassuth telah melakukan kegiatan berbagi untuk kelompok yang sangat membutuhkan saat ini, di skala nasional juga dilakukan organisasi yang lebih besar.

Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), sejak wabah COVID-19 hingga Ramadhan 1441 Hijriah ini, melakukannya di hampir wilayah di Tanah Air.

Jika di awal-awal corona tim sukarelawan ACT melalukan penyemprotan disinfektan, saat pandemi melakukannya dengan aksi sosial lainnya, seperti menyediakan dapur umum, memberikan takjil berbuka puasa dan bentuk bantuan kebutuhan pokok bagi kelompok-kelompok terdampak.

Di Provinsi Maluku, ACT berkolaboraso dengan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mendistribusikan 2.000 paket takjil gratis untuk pekerja informal di Kota Ambon.

Ketua Program ACT Maluku, Muhammad Syamsudin Mahu menjekaskan program itu bertujuan membantu para pekerja informal dan para santri di tengah pandemi COVID-19 selama ibadah puasa Ramadhan 1441 Hijriah.

Selain paket takjil, pihaknya juga berinisiatif untuk membagikan paket pangan bagi masyarakat.

Karena itu, ACT membuka kesempatan kepada para dermawan untuk bisa membantu meringankan beban saudara sebangsa dengan menginfaqkan sebagian rezeki untuk masyarakat yang membutuhkan.

Lokasi yang menjadi sasaran pembagian di antaranya Pantai Losari, Masjid Raya Al-Fatah, SPBU Kebung Cengkeh, Parigi Lima, dan beberapa panti asuhan atau yayasan yang ada di Kota Ambon.

Targetnya adalah para pengemudi ojek, penarik becak, supir angkot, para santri, dan pekerja informal lainnya.

Koordinator pembagian takjil ACT-MRI Maluku Syafar menambahkan program tersebut diharapkan bisa menjadi penyemangat semua orang untuk berbagi kebaikan, terlebih pada Ramadhan yang juga dalam kondisi pandemi COVID-19 di mana banyak pekerja harian tidak bisa bekerja seperti sebelumnya.

Sementara itu di Lampung, melalui "Dapur Bersama Ramadhan" ACT Lampung menyalurkan bantuan menu buka puasa untuk anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Bandarlampung berupa nasi rica-rica, sambal, kerupuk, dan kurma.

Kepala Program ACT Lampung Regina Locita Pratiwi mengatakan dengan program itu diharapkan masyarakat tergerak membantu warga terdampak COVID-19, terutama penyandang tuna netra," kata dia.

Selain penyandang disabilitas tuna netra, aksi bagi menu buka dan sahur akan terus dilanjutkan ACT dengan menyasar masyarakat pekerja informal seperti pekerja harian, buruh, pedagang asongan, pelaku pariwisata dan mereka yang ekonominya terdampak.

Bantuan APD

Selain berbentuk makanan atau sembako, pada masa pandemi ini ada pula yang fokus pada bantuan dalam bentuk alat pelindung diri (APD), khususnya bagi tenaga kesehatan, yang pada Ramadhan saat ini juga terus berjibaku menangani pasien-pasien COVID-19.

Untuk kedua kalinya, bantuan APD itu dilakukan melalui kampanye #YUZUBerbagi yang digagas PT Savoria Kreasi Rasa, pemilik produk minuman isotonik.
Pihak Rumah Sakit Haji Surabaya, Jawa Timur, menerima bantuan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan dari perwakilan gerakan #YUZUBerbagi. (FOTO ANTARA/HO-YUZU Berbagi)


Jika pada tahap pertama gerakan #YUZUBerbagi menyumbangkan total 120.000 botol minuman isotonik untuk tenaga kesehatan di Jakarta dan Bekasi, pada gerakan kedua fokusnya adalah bantuan APD bagi tenaga kesehatan.

Head of Brand Portfolio Yuzu Ryne Anggia Prawesti menjelaskan pihaknya menyumbangkan APD berupa 14.500 masker yang terbagi atas 8.250 masker medis dan 6.250 masker kain, 1.000 "face shield", 50 liter "hand sanitizer" serta 51.120 botol minuman isotonik dan teh YUZU ke sejumlah rumah sakit di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Sebaran #YUZUBerbagi kali ini adalah di empat kota, yakni Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Di Bandung, rumah sakit yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah RSU Dr. Hasan Sadikin, RSTP H.A. Rotinsulu, dan RSUD Bandung. Lalu di Yogyakarta adalah RSU Dr. Sardjito, Panti Rapih, RS Bethesda, dan RSUD Yogyakarta. Sedangkan di Solo adalah RSU Dr Moewardi, RS Kustati, RS Kasih Ibu, dan RS Triharsi. Lalu di Surabaya adalah RSUD Soetomo, RS Unair, RS Dr. Soewandi, RSAL, dan RS Haji. Dalam rangkaian ini sudah ada total 50 Rumah Sakit yang mendapat dukungan dari program YUZU Berbagi.

Di samping itu, YUZU Indonesia juga berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam program tersebut. Kolaborasi ini merupakan kerjasama support berupa 1.000 face shield dan 50 liter hand sanitizer untuk para tenaga medis di wilayah Surabaya, Jawa Timur.

Rynne Anggia menjelaskan bahwa pemilihan kota pada fase kedua ini karena Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah memiliki jumlah kasus positif COVID-19 terbanyak setelah DKI Jakarta.

Ia merujuk data per tanggal 21 April 2020, dari 7.135 kasus positif di Indonesia, tercatat Jawa Barat dengan 756 kasus positif dan Jawa Timur 603 kasus positif. Sedangkan di Jawa Tengah terdapat 449 kasus positif.

"Oleh karena itu tentu tidaklah mudah tugas yang diemban para tenaga medis di tiga provinsi tersebut. Harapan kami, sejumlah APD yang disumbangkan melalui #YUZUBerbagi ini, dapat meminimalisasi bahkan mencegah tenaga medis tertular COVID-19," katanya.

Tenaga kesehatan pun memerlukan sejumlah suplemen sehingga dengan minuman isotonik dan teh Yuzu yang mengandung ekstrak buah Yuzu asli dari Jepang, yang memiliki kandungan vitamin C tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan buah lemon biasa dapat untuk menjaga fungsi kekebalan tubuh di tengah wabah virus corona.
Pihak RSUD Bandung, Jawa Barat menerima bantuan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan dari perwakilan gerakan #YUZUBerbagi. (FOTO ANTARA/HO-YUZU Berbagi)


Pihaknya juga ikut mendukung kampanye Donasi Peduli COVID-19 melalui Blibli.com, yang bertujuan untuk mendukung tim medis dan relawan yang berada di garda depan usaha menghentikan penyebaran virus.

Melalui kampanye ini, Yuzu menyalurkan 4.000 botol melalui dua mitra donasi Blibli.com, yaitu BenihBaik.com dan Kitabisa.com.

Selain mendukung tenaga medis, YUZU Indonesia juga mendukung dalam bentuk donasi untuk para pekerja informal lewat Kitabisa.com.

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta masa bakti 2015-2019 Prof Dede Rosyada menyatakan bahwa pandemi COVID-19 ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi umat Islam di bulan Ramadhan ini.

Ia mengatakan saat Ramadhan Allah SWT mendidik manusia untuk menjadi pemurah, berkomitmen untuk membantu sesama, yang ditunjukkan dengan praktik memberi makan untuk berbuka pada orang puasa dan kewajiban zakat fitrah untuk memberi makan orang miskin atau bentuk bantuan lainnya.

Ia mengajak untuk saling membantu menghadapi pandemi saat Ramadhan ini.

Sambil mengajak semua pihak tak henti berdoa semoga badai COVID-19 segera berlalu, Ketua Yayasan At-Tawassut Achmad Fahir menyebut bahwa aksi berbagi nasi box itu sekaligus selain sebagai ikhtiar kecil membantu meringankan beban warga dhuafa, juga sebagai bentuk munajat sosial.

"Sedekah dapat mencegah bencana. Bala bencana tidak akan mendahului sedekah," kata pendiri Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU-IPB) itu.

Baca juga: Menyuarakan gerakan "Jumat Berbagi" dari Desa Bojong
Baca juga: Tim 'Jumat Barokah' Polda Banten berbagi sesama dan himbau Kamtibmas

 

Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2020