Jakarta (ANTARA) - Betapa banyak nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, di antaranya adalah anak yang saleh. Semua orang tua mendambakan memiliki anak yang saleh tetapi tidak semua mendapatkannya karena untuk mendapatkan anak yang saleh butuh perjuangan.

Dalam Al Quran surat As Shaffaat ayat 100, ketika Nabi Inrahim AS berdoa kepada Allah, "Rabbi hab lī minash Shoolihiin". Artinya," "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh".

Dari ayat ini, kita dapat menyimpulkan bahwa langkah pertama untuk memiliki anak yang saleh adalah berdoa. Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Kullu mauludin yuu ladu 'alal fitrah faabawaahu yuhawwidaanihi auyunasshiraanihi auyumajjisaanihi". Artinya, "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani".

Dari hadist ini kita dapat melihat bahwa pengaruh orang tua sangat besar dalam keimanan anaknya dan yang tidak kalah penting adalah contoh yang baik dari kedua orang tua. Karena kita semua maklum seorang anak akan berkaca kepada orang tuanya, dengan kata lain mereka adalah cermin dari kedua orang tuanya.

Jika ada anak yang belum saleh kita tidak bisa serta merta memvonis dia anak durhaka, karena hal itu tergantung bagaimana dia dibimbing. Salah satu bimbingan yang salah adalah memberikan kepada anak gadget secara berlebihan. Apapun permainannya, terlebih lagi permainan yang menunjukkan kekerasan, jangan salahkan anak tersebut jika anak itu akan bertindak kasar.

Baca juga: Waspada dunia digital!

Orang bijak berkata, "Contoh perilaku yang baik atau buruk akan dicuri oleh perilaku". Maksudnya, apabila yang dilihat anak tidak baik maka ia akan cenderung mengikuti dan begitu pula sebaiknya. Apabila yang dilihat anak baik, maka ia akan cenderung mengikutinya.

Anak yang saleh akan terbentuk apabila dalam kesehariannya, di lingkungannya terutama di rumah, mendapatkan contoh yang baik. Siapakah anak yang saleh? Anak yang saleh itu adalah anak yang taat kepada Allah, patuh kepada kedua orang tua, hormat kepada guru dan selalu menghargai pendapat orang lain.

Anak yang saleh adalah sesuatu yang mahal, dia tidak ternilai dengan harga, karena anak yang saleh bisa menjadi pahlawan di dunia dan akhirat. Nabi Muhammad SAW besabda, "Apabila seorang anak Adam wafat akan terputus amalnya kecuali tiga perkara yakni amal jariyah, anak yang saleh yang selalu mendoakan, dan ilmu yang bermanfaat".

Oleh karena itu, marilah kita menjadi anak-anak yang saleh agar bisa menjadi kebanggaan orangtua, keluarga, dan masyarakat, yang bisa membawa kita ke dalam surganya Allah SWT yang penuh dengan kenikmatan. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat.

Baca juga: Mengikhlaskan kenyataan

*) Ustadz Hasyim Sami Alatas adalah seorang dai (penceramah) remaja

Pewarta: Ustadz Hasyim Sami Alatas *)
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020