Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Polisi hari Rabu menjinakkan bom di dalam tong yang diyakini berasal dari Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, benda ketiga semacam itu yang ditemukan di pantai Israel pekan ini.

Pejuang di Gaza mengklaim pekan lalu bahwa mereka mengirim delapan tong peledak seperti itu.

Polisi menutup kawasan pantai Palmahim, 42 kilometer sebelah utara Gaza, setelah sebuah tong ditemukan di sana, kata militer.

Regu penjinak bom mengkonfirmasi bahwa tong itu berisi peledak, katanya.

Pasukan Israel hari Senin menemukan dua tong yang berisi peledak standar militer di kawasan pantai sebelah selatan Tel Aviv.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Selasa, Israel sangat prihatin atas "operasi-operasi Hamas, operasi yang untungnya tidak mematikan".

Israel akan memberikan tanggapan yang sesuai, katanya.

Selasa larut malam, jet-jet tempur Israel membom sejumlah sasaran di Gaza selatan dalam apa yang mereka sebut "pembalasan atas upaya serangan laut akhir-akhir ini terhadap Israel, dan penembakan roket ke Israel".

Sementara itu Rabu, sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza mendarat di Israel namun tidak menimbulkan korban atau kerusakan, kata militer Israel.

Roket itu mendarat di dekat Sderot, sebuah kota Israel di dekat perbatasan yang dalam beberapa tahun terakhir ini diserang ribuan roket oleh pejuang Palestina.

Serangan-serangan itu hampir tidak pernah mematikan namun menyebarkan ketakutan dan kepanikan.

Penghancuran roket Hamas dan permintaan bantuan asing untuk menghentikan penyelundupan termasuk alasan yang dideklarasikan Israel dalam perang di Gaza. Mesir sejak itu mulai membangun penghalang untuk menutup terowongan-terowongan bawah tanah Palestina di perbatasannya dengan Jalur Gaza yang diblokade.

Hamas dan kelompok pejuang garis keras lain menembakkan ratusan roket ke wilayah Israel selama perang Gaza.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Perbatasan Gaza umumnya tenang sejak gencatan senjata yang mengakhiri perang yang diluncurkan Israel terhadap Hamas di wilayah pesisir tersebut antara 27 Desember 2008 dan 18 Januari 2009.

Gencatan senjata itu umumnya dipatuhi meski terjadi pelanggaran-pelanggaran oleh kedua pihak, dan Hamas juga dianggap berhasil mengendalikan Jihad Islam agar tidak melakukan serangan ke negara Yahudi tersebut.

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dua setengah tahun lalu, masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir itu pada 2005 namun tetap memblokadenya.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.

Angkatan udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.

Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.(M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010