Bojonegoro (ANTARA News) - Daerah hilir Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, Senin, mulai memberlakukan siaga I menghadapi luapan banjir Bengawan Solo pada musim hujan kali ini.

"Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro, terus merambat naik, masyarakat sudah kami minta waspada," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jhony Nurhariyanto, Senin.

Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro, Senin pukul 06.00 WIB, mencapai ketinggian di atas normal sehingga perlu siaga I. Menurut Jhony, ketinggian air di Bojonegoro tersebut, naik berkisar 38 cm, sejak tengah malam tadi.

Menurut ia, dengan naiknya air permukaan Bengawan Solo di Bojonegoro tersebut, berpeluang terjadi banjir luapan Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur.

Alasannya, dengan semakin bertambahnya air di daerah hilir, aliran dari hulu air ke laut, semakin melambat.

Sementara, air Bengawan Solo di daerah hilir, berpeluang semakin bertambah dari sejumlah anak sungai Bengawan Solo di Bojonegoro dan sekitarnya, termasuk dari Kali Madiun dan air Bengawan Solo dari daerah hulu, Jawa Tengah.

"Kewaspadaan menghadapi luapan air Bengawan Solo terus kami lakukan, baik melalui pengumuman di radio juga melalui petugas di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro di daerah yang biasa menjadi langganan genangan banjir," katanya.

Berdasarkan data pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, tercatat ada 144 desa yang tersebar di 15 kecamatan selalu menjadi langganan banjir Bengawan Solo dan yang terparah di antaranya sejumlah desa di Kecamatan Trucuk, Kota, Kalitidu, Padangan, Kanor, Malo dan Kapas.

"Data ini kami inventaris berdasarkan pengalaman banjir Bengawan Solo di tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala BPBD Bojonegor, Kasiyanto.

Sementara itu, anak sungai Bengawan Solo yang berpotensi menimbulkan banjir bandang dan tanah longsor yakni Kali Pacal, Kali Gandong, Kali Mekuris, Kali Besuki, Kali Tidu, Kali Tinggang, Kali Puter, Kali Kerjo, Kali cawak, termasuk Kali Kening, di wilayah Tuban, yang juga melewati daerah Bojonegoro. (SAS/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010