"Menyiapkan makanan sahur sama-sama bisa membuat anak lebih semangat, juga meningkatkan bonding emosi antara orangtua dan anak," jelas psikolog anak, remaja dan keluarga Ayoe P. Sutomo dalam media gathering Nutella, Rabu.
Baca juga: Tips bisnis makanan sahur untuk Ramadhan
Meski waktunya singkat, sahur adalah waktu yang tepat untuk berinteraksi dengan anak Anda sekaligus memberikan stimulasi kognitif, motorik, sensorik juga emosi anak. Ketika Anda menyiapkan bahan-bahan untuk sahur, libatkan anak sesuai dengan kemampuannya.
Berikan tugas-tugas yang mudah untuk buah hati, sekaligus perkenalkan dia dengan berbagai bahan makanan dengan tekstur, warna, aroma dan rasa yang bervariasi. Ini akan jadi aktivitas yang menyenangkan untuk anak yang baru belajar mengenali warna dan tekstur. Buah hati bisa mengenali bagaimana tekstur lembut tepung, permukaan kasar tepung roti, atau bagaimana licinnya permukaan tomat.
Untuk anak yang sudah mulai belajar berhitung, matematika bisa diperkenalkan dengan cara yang menyenangkan ketika memasak. Misalnya, orangtua bisa mendorong anak untuk menghitung jumlah makanan yang sesuai dengan jumlah anggota keluarga.
Ajak dia berdiskusi dan mengutarakan pendapat, seperti menanyakan menu apa yang ingin disantap saat sahur. Setelah anak selesai membantu, jangan lupa berikan apresiasi kepada anak ketika pekerjaan selesai untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Anak pun akan bangga dan merasa mampu dalam melakukan suatu tugas.
"Itu fundamental dari perkembangan anak," kata Ayoe.
Aktivitas sederhana namun konsisten dilakukan secara rutin akan lebih mengeratkan jalinan hubungan antara orangtua dan anak, imbuh dia.
Baca juga: Menu sahur jus khusus untuk penderita maag hingga autoimun
Baca juga: Game bertema Ramadhan, jualan kolak sampai patroli sahur
Baca juga: Menu Ramadhan - Roti telur mayo untuk sahur kilat
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021