Palu (ANTARA News) - Lembaga Riset Zakat (IMZ/Indonesia Magnificence of Zakat) menyebut realisasi zakat di Indonesia masih jauh dari potensi yang dimiliki sehingga belum mampu menjadi instrumen mengatasi persoalan kemiskinan.

Direktur Utama IMZ Nana Minarti di Palu, Selasa, mengatakan, proyeksi penghimpunan dana ZISWAF (zakat, infaq, sedekah dan fakaf) pada tahun 2010 oleh semua Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) berkisar antara Rp1,025 triliun hingga Rp 1,395 triliun.

Sementara potensi zakat menurut PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) sekitar Rp9 triliun per tahun, Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyebut Rp19 triliun per tahun, dan Forum Zakat memperkirakan Rp17,5 triliun per tahun.

Menurut Nana Minarti, realisasi yang masih rendah disebabkan pembayar zakat masih karitatif, yakni berorientasi jangka pendek dan disalurkan langsung tanpa melalui lembaga. Selain itu, masih rendahnya efisiensi dan efektivitas pendayagunaan dana zakat lembaga zakat kurang berinovasi dalam pendayagunaan.

Faktor lain, lemahnya kerangka aturan dan institusional zakat yang menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap OPZ rendah. "Kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia bidang zakat masih lemah sehingga perlu pengelolaan zakat secara kolektif dan professional berbasis tata kelola yang baik," urainya.

Nana Minarti menambahkan bahwa belum optimalnya kinerja OPZ terlihat dari bentuk kelembagaan yang belum jelas dan rendahnya transparansi laporan keuangan. Olehnya perlu perbaikan prinsip-prinsip pengelola zakat, seperti partisipasi, transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan, perngorganisasian, pengumpulan serta pendistribusian zakat.
(ANT/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010