Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi turun , karena pelaku melepas rupiah, karena pasar regional melemah didukung oleh merosotnya yen terhadap dolar AS dan euro.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 21 poin menjadi Rp8.941-Rp8.951 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.920-Rp8.930.

Kepala Divisi Keuangan sebuah lembaga finansial, Suriyanto Chang di Jakarta, Selasa mengatakan, kelemahan rupiah mengikuti merosotnya faktor pendukung dari eksternal terutama dari bursa Wall Street yang mengimbas ke pasar regional.

Melemahnya rupiah itu juga tertekan oleh masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar agar posisi rupiah menjauhi level Rp8.900 per dolar, ucapnya.

BI, menurut dia masuk pasar melakukan intervensi apabila momen untuk masuk dinilai sangat tepat, karena aksinya di pasar tidak sia-sia.

"Kami optimis BI akan terus melihat situasi pasar lebih lanjut untuk melakukan intervensi sehingga rupiah pada gilirannya kembali ke level Rp9.000 per dolar," ucapnya.

Meski demikian, lanjut dia posisi rupiah masih dibawah angka Rp9.000 per dolar dan masih berpeluang untuk mendekati level Rp8.900 per dolar.

Peluang rupiah untuk mencapai level tersebut masih ada, hanya waktu yang dapat menentukan kapan kenaikan rupiah sampai ke arah sana, katanya.

Sementara itu Yen jatuh terhadap dolar AS dan euro di perdagangan Asia, karena spekulasi bank sentral Jepang (BoJ) akan melakukan pelonggaran moneter pada pertemuan minggu ini.

Dolar naik menjadi 83,58 yen dari 83,25 . Terhadap yen, euro dibeli 114,99 dibandingkan 114,78 dan Euro turun menjadi 1,3758 dolar dari 1,3787 .

Menurut dia, rupiah akan kembali bergerak naik, karena pelaku kembali membeli mata uang lokal itu, mereka menunggu keluarnya laporan keuangan emiten pada Oktober ini.

Laporan keuangan emiten diperkirakan lebih positif dari sebelumnya yang memicu pelaku asing melakukan pembelian saham yang pada gilirannya mendorong rupiah menguat, ucapnya.
(h-CS/A024)




Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010