Pertumbuhan pendapatan premi bruto yang menyentuh dua digit menjadi salah satu penopang kinerja perusahaan
Jakarta (ANTARA) - PT KSK Insurance Indonesia meraup laba bersih Rp4,12 miliar pada kuartal II 2021, membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp3,84 miliar.

"Pertumbuhan pendapatan premi bruto yang menyentuh dua digit menjadi salah satu penopang kinerja perusahaan," kata Presiden Direktur PT KSK Insurance Indonesia Dato' Sharifuddin Wahab dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Pendapatan premi bruto perseroan tumbuh sebesar 17,61 persen menjadi Rp199,19 miliar pada kuartal II-2021 dari Rp169,36 miliar pada kuartal II-2020.

Sementara itu, aset perusahaan tumbuh sebesar 0,97 persen (year to date) menjadi Rp565,43 miliar pada kuartal II-2021 dibandingkan akhir Desember 2020 yang tercatat sebesar Rp560 miliar.

Menurut Sharifuddin Wahab, pertumbuhan laba juga didukung dengan adanya program-program yang terus diluncurkan perseroan, terutama dalam semester pertama tahun ini.

"Dalam enam bulan terakhir, kami sudah meluncurkan program-program menarik seperti, KSK Peduli MV dan KSK Peduli Rumah," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT KSK Insurance Indonesia Suharjo Lumbanraja mengatakan kontribusi terbesar pada pendapatan premi bruto perusahaan berasal dari asuransi kendaraan bermotor dan properti yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 33 persen.

"Lalu disusul asuransi kesehatan sebesar 14 persen, asuransi rekayasa sebesar 11 persen, lalu asuransi pengangkutan 7 persen dan asuransi aneka 2 persen," ujar Suharjo.

Sepanjang 2020 lalu, KSK Insurance juga berhasil membukukan pertumbuhan positif di tengah pandemi yang melanda Indonesia dan dunia. Tercatat, KSK Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan premi bruto sebesar 18 persen dibandingkan kinerja perseroan pada 2019, di tengah industri asuransi umum yang tumbuh negatif di angka 3,6 persen

KSK Indonesia memiliki portofolio bisnis asuransi yang kontribusi dari masing-masing produknya sepanjang 2020 meliputi kendaraan bermotor sebesar 47,7 persen, properti sebesar 28 persen, kesehatan sebesar 16,8 persen, pengangkutan sebesar 5,6 persen, kecelakaan umum sebesar 1 persen, dan konstruksi atau rekayasa sebesar 0,9 persen.

Sementara dari sisi sumber bisnis, pendapatan premi bruto terbesar berasal dari agen sebesar 55 persen, broker 37 persen, dan leasing 8 persen.

Baca juga: Wamen BUMN: Perlu inovasi asuransi tingkatkan proteksi kesehatan
Baca juga: OJK: Sektor jasa keuangan semester I 2021 tetap stabil
Baca juga: Bos Prudential sebut agen asuransi bisa berperan konsultan finansial

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021