Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am Sholeh yang berpuasa Ramadhan 1443 Hijriah di Tanah Suci mengatakan toko-toko di Madinah tutup pada pagi hingga sebelum Dhuhur.

"Dari salah satu pedagang pakaian di kawasan Taiba Suites, diperoleh informasi kalau ia baru buka tiga hari yang lalu. Selama dua hari puasa, mereka menutup dagangannya pada pagi hingga sebelum dhuhur, baru setelahnya mereka berjualan, hingga pukul dua pagi," kata Asrorun melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Senin.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini, pertokoan belum pulih sepenuhnya karena masih banyak yang tutup. Hanya beberapa yang buka bahkan sebagian baru mulai memajang barang dagangannya.

Setiap Shalat Rawatib, seluruh toko tutup, untuk ikut berjamaah. Kabar baiknya, bagi yang suka berbelanja, saat Shalat Tarawih, toko-toko diperkenankan buka.

Baca juga: Jamaah diberi waktu 10 menit berbuka puasa di Masjid Nabawi

Baca juga: Ramadhan di Madinah, masjid penuh hingga berbuka puasa tanpa ngobrol


Dia mengatakan, bagi jamaah yang berkenan mengikuti pengajian dapat bergabung dengan majelis taklim yang dilaksanakan antara Ashar dan Maghrib di dalam Masjid Nabawi. Ada kyai yang menyampaikan materi pengajaran keagamaan dalam bahasa Arab.

Bagi yang tidak mau ikut majelis taklim, untuk menunggu Maghrib, jamaah bisa mengaji Al-Quran, atau ziarah ke makam Rasulullah SAW, ziarah ke makam Baqi, atau sekedar jalan menunggu Maghrib seperti menyaksikan ditutupnya payung raksasa usai Ashar jelang matahari tergelincir.

Payung raksasa sebagai pelindung jamaah dari terik matahari itu terbuka secara serentak di pagi hari, kurang lebih satu jam usai, saat matahari sudah muncul dari peraduan.

Bagi yang akan berkunjung ke Raudhah, disarankan bisa waktu malam hari, sekitar dua jam usai tarawih, untuk menghindari antrian panjang. Untuk jamaah perempuan, waktunya disediakan mulai waktu Dhuha hingga sebelum Dhuhur. Sementara, jelang Maghrib hingga Isya, waktu kunjung ke Raudhah dan ziarah ke Baginda Rasul SAW ditutup sementara.

Bagi para peziarah yang hendak menempuh perjalanan dari Mekah ke Madinah atau sebaliknya, bisa menggunakan moda kereta api dengan jarak tempuh relatif lebih cepat.

Jika biasanya mengendarai mobil butuh waktu lebih lima jam. Sementara dengan kereta api waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan Mekah - Madinah hanya 2 jam 25 menit. Kecepatan 300 km/jam. Perjalanan dari Mekah ke Madinah berhenti di dua stasiun, yaitu Jeddah (Bandara King Abdul aziz) dan stasiun pusat bisnis Rabigh.

Saat ini cuaca di Madinah normal seperti di Indonesia, namun udara kering, sehingga kulit bisa kering bersisik dan bibir bisa pecah-pecah. Disarankan untuk membawa tabir surya, pelembab, dan lip gloss, serta vitamin secukupnya.*

Baca juga: Al-Rahili 60 tahun sediakan makanan pembuka selama Ramadhan

Baca juga: Saudi Sambut Ramadan di Suhu 50 Derajat

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022