Batang (ANTARA) - Sejumlah pemudik yang berkendara menggunakan motor nampak mulai singgah dengan beberapa barang bawaan di kawasan Alas Roban, Batang, Jawa Tengah.

Berdasarkan pantauan ANTARA di Batang pada Kamis hingga pukul 15.36 WIB, kawasan yang menjadi salah satu jalan yang digemari pemudik itu, nampak mulai ramai.

Keramaian itu didominasi oleh pemudik dengan motor dengan plat kendaraan B (Jakarta), G (Tegal, Pekalongan, Pemalang) dan H (Semarang) yang singgah untuk beristirahat menikmati dinginnya es kelapa, sebelum melanjutkan perjalanan menuju arah Jawa Tengah.

Selanjutnya untuk jalannya sendiri, masih lancar. Hanya saja, banyak kendaraan melintas dengan kecepatan tinggi. Untuk mobil pribadi masih sedikit yang melintas, sementara kendaraan berat seperti truk sering terlihat melalui jalan itu.

Baca juga: Taspen sediakan 12 bus mudik gratis dengan rute enam kota di Jawa

Baca juga: Kapolri pastikan bus angkutan mudik di Terminal Purabaya laik jalan


Namun, untuk truk dengan bawaan berat atau lebih, mereka menggunakan alternatif jalan lain sesuai dengan aturan yang berlaku di kawasan tersebut.

Salah seorang ojek online Pujiyono mengatakan memilih singgah di Alas Roban karena jalannya yang halus, teduh dan dapat berkendara dengan nyaman.

“Saya dari Jakarta, habis kerja langsung pulang kampung. Habis kencang-kencangan di Jalur Pantura, mau mampir ke sini istirahat minum kelapa, cuacanya juga sejuk jadi senang,” ujar Pujiyono.

Berbeda dengan Pujiyono, seorang pemudik asal Jakarta, Ari yang berangkat sejak jam 02.00 WIB itu mengaku singgah karena Alas Roban dapat menjadi jalan alternatif bagi pemudik.

Meskipun memiliki sejarah seram, kata Ari, lebih baik untuk melewati jalur itu karena rindangnya jalan yang membuat para pemudik dapat beristirahat dari perjalanan sebentar dengan perasaan tenang dan nyaman.

“Waktu istirahat mau mampir ke sini, dari Jakarta belum istirahat. Jadi mau sambil minum es kelapa di sini,” kata pria yang berkendara menuju Kota Sragen, Jawa Tengah itu.

Sedangkan seorang penjual es kelapa dan makanan ringan, Turatih, mengaku senang dengan mulai banyaknya pemudik yang datang di daerahnya.

Turtatih mengatakan pendapatannya diharapkan dapat kembali seperti sedia kala setelah sebelumnya hanya bisa mendapatkan Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per harinya akibat pandemi COVID-19.

Dirinya berharap dengan diizinkannya masyarakat untuk melakukan mudik, pendapatannya dapat kembali seperti semula yakni bisa mencapai Rp100 ribu hingga Rp150 per harinya.

"Semoga kembali ramai, kalau dulu-dulu sampai buka tutup warung. Pulang dulu mandi, shalat, baru ke sini jualan lagi," kata Turtatih.*

Baca juga: Kapolri ingatkan pemudik hindari kelelahan saat mudik

Baca juga: Sebanyak 73.804 kendaraan masuk Kota Surabaya pada H-7 Lebaran


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022