"Bangsa Indonesia terbukti dapat mengatasi segala musibah dengan semangat gotong royong. Hal terbukti dana sosial yang dikumpulkan Baznas rata-rata meningkat 30 persen di seluruh Indonesia," kata Noor Achmad di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin.
Noor Achmad menjadi khatib Salat Id yang dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Ibu Wury Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, serta para duta besar negara sahabat, pimpinan lembaga tinggi negara.
"Semangat gotong royong sangat terlihat saat menghadapi pandemi COVID-19, mulai dari penerapan prokes, memberikan bansos hingga bantuan kesehatan. Gotong royong juga terlihat saat musibah guguran lava (Gunung) Semeru. Oleh karena itu, momentum Idul Fitri harus dijadikan sebagai sarana mawas diri kepada Allah Swt.," kata Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) itu.
Menurut dia, Idul Fitri juga menjadi momentum islah antara kelompok, golongan agama, dan suku bangsa satu dengan yang lainnya.
"Idul Fitri harus menjadi momentum bersama melahirkan kesadaran bahwa sesungguhnya kita berasal dari penciptaan yang sama, fitrah kejadian yang sama, umat yang satu umat ciptaan Allah Swt.," tambahnya.
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin laksanakan shalat Id di masjid Istiqlal
Puasa telah mengajarkan tentang kesatuan orientasi, persamaan pandangan, dan kebersamaan dalam pengabdian, katanya.
"Puasa, yang hanya menahan lapar dan dahaga, tidak ada artinya kalau tidak mampu mengendalikan lisan dan berbuat yang tidak baik. Gibah, menyebar hoaks, dan perbuatan lain yang dilarang agama," tukasnya.
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, dia menilai selesainya ibadah puasa dan hadirnya Idul Fitri harus menjadi momentum bersama untuk bersyukur secara nasional.
"Bersyukur Allah Swt. memberikan sumber daya beragam namun tentram. Sikap nyata merawat keharmonisan, semangat bergotong royong, solidaritas dan menghasilkan nilai-nilai positif, menangkal anasir-anasir negatif yang merusak tatanan hidup kita sendiri," jelasnya.
Baca juga: Ketua Baznas RI jadi khatib Shalat Id di Masjid Istiqlal
Akhirnya, lanjutnya, momentum Idul Fitri merupakan sarana untuk membangun bangsa dan bukan sekadar memakmurkan fisik.
"Tapi yang paling penting membangun peradaban agar terwujud impian Indonesia menjadi negara yang adi luwung dan barakallah," kata Achmad.
Ibadah Salat Id di Masjid Istiqlal dimulai pukul 07.00 WIB, Senin, dengan dipimpin Hasanuddin Sinaga sebagai imam dan Noor Achmad sebagai khatib yang membawakan tema "Semangat Kerukunan Berbangsa dan Bernegara". Sebelum salat dimulai, Wapres sempat mengumandangkan takbir selama sekitar 10 menit.
Pelaksanaan Salat Id di Masjid Istiqlal tahun ini merupakan ibadah perdana secara luring, setelah sebelumnya ditiadakan karena pandemi COVID-19.
Wapres Ma'ruf Amin, yang mengenakan sarung hitam, jas hitam, kopiah hitam, serta syal putih, mengambil tempat di baris paling depan dan di samping Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Untuk perayaan Lebaran 2022, Masjid Istiqlal membolehkan 150 ribu orang atau sekitar 75 persen dari total kapasitas 250 ribu orang untuk melaksanakan Salat Id. Jemaah melaksanakan salat hingga lantai empat masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Baca juga: Penuh sesak, Masjid Istiqlal saat pelaksanaan Shalat Id
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022