Palangka Raya (ANTARA) -
Setelah penantian panjang Ricky yang merupakan perantau di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah bisa kembali berhari raya di Tangerang lengkap bersama keluarga.
 
Kondisi ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya setiap Lebaran tiba, dirinya tak bisa melaksanakan tradisi mudik akibat pandemi COVID-19 yang melanda dan penyebarannya cukup tinggi.

Akhirnya Lebaran bersama keluarga," ucap Ricky Chandra yang kembali bisa merayakan hari raya tahun ini bersama anak dan istri beserta keluarga lainnya di Tangerang, Banten.
 
Ricky yang bekerja di salah satu lembaga keuangan pemerintah ini, harus menahan rindu yang begitu mendalam lantaran saat Lebaran pada 2020 dan 2021 harus melaluinya seorang diri.
 
Ia terpaksa Lebaran tanpa keluarga besarnya, bahkan tanpa anak dan istri akibat tak bisa mudik ke kampung halaman karena kebijakan pemerintah yang melarang mudik selama dua tahun berturut-turut.
 
Ia bekerja dan ditugaskan di Palangka Raya sejak beberapa tahun terakhir. Memang anak dan istri tak ikut pindah ke Palangka Raya, lantaran sang istri juga harus bekerja di kota berbeda.
 
"Bayangkan saja, dua tahun sebelumnya harus berlebaran di tanah rantau tanpa keluarga, sedih rasanya," ucapnya.
 
Setiap Lebaran sebelumnya saat pandemi mengganas, dirinya hanya bisa menyapa keluarga melalui panggilan suara dan video. Tak nyaman memang, namun terpaksa dijalani.
 
Dirinya menyadari kebijakan pemerintah tersebut yang melarang mudik saat Lebaran sebelumnya, dilakukan demi kebaikan bersama. Meski tak nyaman karena harus berjauhan dengan keluarga saat hari raya, ia pun bisa menerimanya.
 
Apalagi yang merasakan kondisi tersebut, tampaknya tak hanya dia sendiri. Jadi memang bagi dirinya, melalui pandemi merupakan perjuangan bersama-sama.

"Lega rasanya bisa kembali berkumpul dan merayakan hari raya bersama keluarga. Setumpuk rindu bisa diakhiri pada Lebaran tahun ini," ucapnya haru.
 
Benar saja apa yang dikatakan Ricky tersebut, salah seorang perantau lain yakni Tia Rahimia juga merasakan hal yang sama, tidak mudik selama dua tahun terakhir.
 
Tia merupakan seorang dosen yang kini tinggal dan menetap di Serang, Banten. Jika dua Lebaran sebelumnya juga tak bisa mudik seperti halnya Ricky, maka tahun ini ia bisa berhari raya bersama ibu dan saudaranya di Palangka Raya.
 
"Bahagia pastinya bisa kembali merayakan Lebaran bersama orang tua dan saudara. Momen yang selalu dinanti dan rindukan," tuturnya.

Baca juga: Palangka Raya perketat pengawasan objek wisata saat libur Lebaran

Baca juga: Kalteng siapkan puluhan posko dukung kelancaran arus mudik Lebaran
 
Santap kuliner khas Lebaran
 
Salah satu yang selalu dinanti saat merayakan hari raya di kampung halaman, tak hanya kumpul bersama keluarga maupun para sahabat, tetapi juga hal lainnya seperti menyantap berbagai kuliner khas Lebaran.
 
Santap kuliner selalu menjadi hal yang tak bisa terpisahkan dari tradisi mudik maupun hari raya. Masing-masing daerah serta keluarga memiliki kuliner khas Lebaran yang rutin disajikan setiap tahunnya.
 
Bagi Ricky, kuliner Lebaran selalu dinanti dan tak boleh terlewatkan, khususnya yang biasa dibuat serta sajikan oleh keluarga. Apalagi santap kuliner Lebaran telah dilakukan sedari masa kecil, sehingga sudah menjadi sebuah keharusan.
 
"Kalau kuliner khas Lebaran yang tak boleh terlewat ya ketupat sayur dan opor ayam," terangnya sembari tertawa.
 
Dua menu ini memang begitu identik dengan momen Lebaran, tak terkecuali di keluarga Ricky. Selain itu dia juga selalu menanti masakan-masakan rumah lainnya saat pulang seperti saat ini.
 
Sedangkan bagi Tia yang selalu dinanti dan tak boleh terlewat saat Lebaran adalah Soto Banjar yang memiliki cita rasa khas dan tak bisa disamakan dengan soto-soto nusantara lainnya.
 
"Soto Banjar itu memiliki cita rasa tersendiri, racikan ketupat yang dipadukan dengan berbagai bahan lainnya sangat tidak boleh terlewatkan," ujarnya.
 
Apalagi kuliner ini sudah biasa ia santap sejak dulu bersama saudara-saudaranya. Selain Soto Banjar, juga ada nasi kuning hingga mi bancir Banjar yang biasanya juga tak akan terlewat dari perburuan kuliner Tia dan keluarga.
 
"Membicarakan dan membayangkannya saja sudah membuat lapar. Jadi kalau saat pulang, wajib untuk menyantap berbagai makanan tersebut," katanya.
Wisata Lebaran membawa berkah
 
Lebaran memang menjadi momen yang sangat membahagiakan bagi para keluarga saat bisa berkumpul dan merayakannya bersama-sama.
 
Selain santap kuliner khas Lebaran, biasanya para keluarga juga memiliki agenda wisata ke berbagai tempat menarik untuk menghabiskan waktu libur hari raya bersama.
 
Tentunya kondisi inilah yang dinanti dan dirindukan oleh semua orang, tak terkecuali para pelaku usaha, baik pengelola wisata, pedagang makanan, hingga penyedia jasa angkutan.
 
Selama dua tahun terakhir sebelumnya akibat Lebaran di tengah pandemi yang mengganas, pariwisata pun juga sangat terdampak dan mengakibatkan perputaran ekonomi pada sektor ini menjadi sangat lesu.
 
Azis salah seorang penyedia jasa angkut kendaraan roda empat di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur mengaku lega lantaran Lebaran tahun ini perekonomian kembali menggeliat karena adanya berbagai pelonggaran oleh pemerintah.
 
Hal ini terbukti dengan ramainya penumpang yang menggunakan jasanya baik dari Sampit menuju Palangka Raya, maupun sebaliknya menjelang Lebaran kemarin. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya yang bisa dikatakan cukup minim penumpang.
 
"Bahkan saya juga mengantarkan satu keluarga yang menyewa saja angkutan saat Lebaran ini, ke salah satu tempat wisata di Kotawaringin Timur, yakni Pantai Ujung Pandaran," terangnya.

Selain itu, masih pada masa libur panjang Lebaran tahun ini, jasa angkut miliknya juga telah dipesan untuk mengantarkan keluarga lainnya berwisata ke wilayah Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.
 
Dia mengatakan, kondisi seperti inilah yang dirindukan, yakni hari kemenangan saat Lebaran memang menjadi sebuah kemenangan bersama-sama. Kemenangan yang dirasakan secara moril maupun materiil. Tak hanya berkumpul bersama keluarga, tetapi juga menjadi momen yang mendatangkan rejeki lebih bagi banyak orang.

Oleh karenanya diharapkan ke depan pandemi COVID-19 bisa benar-benar berakhir sehingga kehidupan kembali normal seperti sedia kala. Yakni pembangunan pada berbagai sektor kembali berpacu, mulai dari ekonomi, kebudayaan dan pariwisata, serta lainnya.


Baca juga: Tingkat hunian hotel di Palangka Raya meningkat hingga 25 persen


 

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022