London (ANTARA) - Seorang pria berkewarganegaraan ganda Haiti-Chile mengaku bersalah dalam sidang pengadilan AS pada Jumat (24/3) atas tiga dakwaan terkait perannya dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, yang ditembak mati di rumahnya pada 2021.

Menurut berkas pengadilan, Rodolphe Jaar adalah salah satu dari 11 terdakwa kasus pembunuhan tersebut.

Mereka terdiri dari beberapa pengusaha yang diduga membantu menyediakan kendaraan dan senjata dari Florida, dan seorang tentara Kolombia yang diduga membunuh Moise di kamar tidurnya.

Menurut pernyataan pengadilan yang ditandatanganinya pada Jumat, Jaar mengaku membantu mempersiapkan personel dan dana untuk menculik Moise, tetapi rencana itu kemudian berubah menjadi pembunuhan.

Sebagian dana tersebut digunakan untuk membeli senjata dan menyuap beberapa anggota pasukan pengamanan presiden, menurut pernyataan itu.

Pernyataan tersebut juga menyebutkan Jaar bertemu para pelaku lain pada malam sebelum pembunuhan.

Pada malam itu, pelaku lain yang berkewarganegaraan Haiti-AS, James Solages, mengatakan bahwa rencana mereka adalah untuk membunuh Moise.

Berkas pengadilan itu menambahkan bahwa Jaar bertemu para terdakwa lain, seperti mantan senator Haiti Joseph Joel John, warga Haiti-AS Joseph Vincent, mantan personel militer Kolombia German Rivera, dan Antonio Intriago, warga Venezuela pemilik firma keamanan swasta di Miami, Florida.

Menurut pernyataan Departemen Kehakiman AS setelah Jaar ditahan tahun lalu, dia diduga membantu sekelompok orang Kolombia yang terkait dengan kasus tersebut bersembunyi dari kejaran otoritas Haiti.

Jaar ditangkap pada awal 2022 di Republik Dominika yang berbatasan di darat dengan Haiti.

Sidang vonis Jaar, yang terancam hukuman penjara seumur hidup, akan berlangsung pada 2 Juni di Miami, menurut berkas pengadilan.

Pengacara Jaar menolak memberi komentar apa pun.

Kematian Moise menyebabkan kevakuman politik di negara itu dan membuat geng-geng kriminal besar kian merajalela.

Mereka kini mengendalikan sebagian besar wilayah Haiti, sehingga memicu krisis kemanusiaan yang berdampak kepada lebih dari 160 ribu orang yang terpaksa mengungsi.

Beberapa pihak bahkan menyerukan supaya tentara asing dikirimkan ke Haiti untuk membantu polisi bersenjata lengkap setempat menghadapi geng-geng kriminal.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kekerasan geng terus berlanjut, MSF tutup sementara RS di Haiti
Baca juga: OAS bertekad bantu Haiti atasi kekerasan geng kriminal
Baca juga: Sekolah di Haiti belum bebas dari serangan geng kriminal

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023