Prefrontal korteks adalah bagian otak yang terletak di bagian depan lobus frontal dan bertanggung jawab dalam berbagai perilaku kompleks termasuk perencanaan serta sangat berkontribusi pada pengembangan kepribadian seseorang.
Tak hanya itu, sambung Aisah yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Rehabilitasi Sosial Narkoba Indonesia (AIRI) itu dalam Webinar Ramadhan 2023 bertema "Pesan Utama Adanya Ramadhan Bagi Umatnya", Senin, sujud atau posisi meletakkan dahi di tanah juga mengalirkan darah pada lobus parietal.
Baca juga: Studi: Berjalan lebih cepat bermanfaat untuk kesehatan otak
Bagian otak ini berada di belakang lobus frontal dan berfungsi mengendalikan sensasi seperti sentuhan, tekanan, nyeri, suhu dan orientasi spasial atau pemahaman tentang ukuran, bentuk dan arah.
"Menurut ilmu saraf di sini lokasi ilmu, keterampilan (bagian depan otak) dan saat sujud ini darah yang jarang ke arah sini akan deras ke sini untuk memberi nutrisi, vitamin dan sebagainya. Kemudian pada bagian lobus periotalis ada lokasi watak dan bakat itu kalau sujud darah akan ke sini," kata dia.
Lebih lanjut, pada mereka yang tak bisa melakukan sujud saat shalat, maka dapat melakukannya dengan posisi duduk dengan punggung agak menunduk.
"Karena kalau di posisi duduk maupun berdiri darah yang mengalir ke daerah tersebut tidak deras. Inilah mengapa para ilmuwan mengatakan luar biasa posisi sujud ini walaupun enggak perlu 24 jam tetapi beberapa detik, menit," kata Aisah.
Sebuah studi percontohan dalam Basic and Clinical Neuroscience tahun 2019 menunjukkan sujud dengan menghadap kiblat selama 10 detik memiliki efek pada aktivitas otak.
"Di Ramadhan, tentu sujud kita lebih banyak dari bulan-bulan lainnya, walaupun setelah Ramadhan kita tetap diminta kurikulum Ramadhan ikut lagi. Kalaupun lupa, di Ramadhan berikutnya diperkuat lagi," kata dia.
Baca juga: Studi: Kesehatan otak pesepak bola cenderung memburuk setelah usia 65
Baca juga: Dokter: Stimulasi berlebih mengakibatkan kemunduran otak anak
Baca juga: Dokter: Fungsi penglihatan bisa menurun karena tumor pituitary
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023