Keistimewaan Lailatulqadar sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin memberikan tausiah dan menunaikan salat Tarawih di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat malam.

Bertepatan dengan malam yang ke-24 Ramadhan 1444 Hijriah ini, Wapres memberikan tausiah kepada jemaah dengan menekankan kembali tiga keistimewaan Lailatulqadar.

Pertama, kata Wapres, keistimewaan Lailatulqadar adalah diturunkannya Al-Qur'an sebagai petunjuk umum atau (hudan lin nas) dan petunjuk bagi orang-orang bertakwa atau (hudan lil muttaqin).

"Al-Qur'an itu adalah hudan lil muttaqin, yaitu petunjuk bagi orang mutakin, dalam arti yang memperoleh pertolongan Allah, yaitu orang yang mengambil manfaat dan mempedomani Al-Qur'an adalah orang-orang yang bertakwa. Orang bertakwalah yang bisa menggunakan Al-Qur'an yang berada di jalan Al-Qur'an," ujar Wapres.

Kedua, sambung Wapres, keistimewaan Lailatulqadar sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan.

"Ibadah pada Lailatulqadar ini lebih baik dari 1.000 bulan. Itulah mengapa di mana-mana kita mencari pahala yang besarnya sama dengan 83 tahun 4 bulan," tuturnya.

Wapres menyatakan bahwa menjadi kebiasaan Allah untuk memberikan sesuatu yang lebih walaupun pekerjaannya sama, baik karena waktu maupun karena tempat.

Kiai Ma’ruf Amin lantas mencontohkan orang yang salat sendiri memperoleh pahala satu, sedangkan jika salat berjemaah meskipun tertinggal satu rakaat, tetap mendapatkan pahala sebanyak 27 kali lipat.

"Oleh karena itu, Lailatulqadar merupakan malam yang tidak ada pada malam-malam yang lain, dan itu yang diberikan oleh Allah kepada kita," kata Wapres.

Ketiga, lanjut Wapres, malaikat-malaikat turun ke bumi pada Lailatulqadar untuk memintakan ampunan bagi umat.

Wapres mengemukakan bahwa malaikat turun ke bumi karena ingin melihat dan mendengar dua hal yang tidak ada di langit, yaitu orang-orang kaya yang bersedekah kepada orang miskin dan orang-orang yang meratapi dosa, terutama selama bulan suci Ramadhan dan Lailatulqadar.

"Orang yang menangis karena dosa-dosanya itu lebih disukai oleh Allah subḥānahu wa ta’āla dibandingkan orang yang bertasbih," ujarnya.

Wapres pun mengingatkan bacaan yang seharusnya dilafazkan pada Lailatulqadar sebagaimana anjuran Rasulullah.

"Allāhumma innaka 'afuwwun karīmun tuhibbul 'afwa fa'fuannī. Baca itu, memohon ampun kepada Allah subḥānahu wa ta’āla,” ajak Wapres.

Menutup tausiahnya, Wapres mengatakan bahwa Lailatulqadar terjadi hingga terbitnya fajar. Ia pun berharap jemaah di Masjid Istiqlal termasuk ke dalam hamba-Nya yang diberikan Allah Lailatulqadar pada asrul awakhir atau sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini.

Bertindak sebagai imam pada salat Tarawih adalah Rofi’uddin Mahfudz dan Moh. Salim Ghazali. Sementara itu, yang bertugas sebagai bilal adalah Ahmad Achwani dan Muh. Syawal Mubarak.

Baca juga: Wapres beri tausiah di Gorontalo tentang turunnya Al-Qur'an
Baca juga: Wapres minta jalan untuk mudik dibuka tanpa perlu menunggu peresmian


Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023