Dukungan regulasi dari BI meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk bertransaksi cashless.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut pembayaran secara cashless (nontunai) memberi manfaat positif bagi sektor transportasi, terutama menguraikan kepadatan di simpul-simpul transportasi.

"Cashless sebagai anak digitalisasi adalah suatu keniscayaan. Cashless membantu mudik lebih lancar. Pembayaran nontunai bisa menguraikan kepadatan di simpul-simpul transportasi, seperti di bandara dan pelabuhan," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dalam webinar Mudik Aman dan Nyaman dengan Cashless, Senin, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.

Menurut Adita, pembayaran yang menggunakan cashless memudahkan dalam mudik, termasuk di tempat istirahat. Oleh karena itu, dia berharap pihak operator telekomunikasi bisa mendukung dalam penerapan cashless saat mudik.

Adita menuturkan bahwa digitalisasi kini menjadi suatu keniscayaan bagi semua sektor, termasuk sektor transportasi. Pada era digitalisasi seperti saat ini, mau tidak mau membuat masyarakat harus bisa mengubah kebiasaan menuju suatu yang lebih efisien, mudah, dan simpel.

"Bicara digitalisasi, kita harus bersyukur bahwa ketika pandemi melanda negara kita dan global memberikan hikmah berupa dorongan bertransformasi secara digital, mulai dari membeli tiket hingga melakukan check-in saat perjalanan," kata Adita.

Baca juga: Menhub koordinasikan penanganan arus mudik dan balik di titik krusial
Baca juga: Kemenhub: Pergerakan penumpang dan motor mulai meningkat pada H-6


Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (ASDP) Ira Puspadewi menyatakan bahwa penggunaan cashless untuk pembelian tiket sejak Agustus 2018.

Pada awalnya, kata dia, tentu tidak mudah. Konsumen ASDP tentunya beragam dan banyak di daerah timur, ditambah lagi ketersediaan infrastruktur berbeda dengan di Pulau Jawa dan Bali.

"Itu adalah tantangan bagi ASDP, tantangan yang lain saat penerapan cashless adalah taraf perekonomian masyarakat. Pada tahun 2018, kami mulai cashless, penolakannya luar biasa, tetapi kami tidak boleh mundur. Kami melaksanakannya pada musim Lebaran dan pertama kali diterapkan di lintasan tersibuk Merak-Bakauheni pada saat peak season," kata Ira.

Saat ini, dia pun mengakui masih ada masyarakat yang protes atas penerapan digitalisasi pembayaran tiket ASDP. Bahakn, masih ada masyarakat yang tetap bersikeras untuk melakukan go-show pembelian tiket. Namun, ASDP tetap mengedepankan cashless.

Pada tahun ini, lanjut dia, minat mudik sangat besar, apalagi PPKM sudah dicabut. Dibandingkan tahun lalu, pada tahun 2023 prediksi pemudik mencapai lebih dari 182 juta orang, padahal tahun 2022 hanya sekitar 85 juta.

"Menurut kami pelayanan menggunakan cashless adalah hal yang mutlak karena hal ini untuk kenyamanan semua orang. Pandemi COVID-19 memberikan kesempatan bagi kita untuk mengakselerasi cashless dan digitalisasi," kata Ira.

Baca juga: Kemenhub buka masukan terkait kebijakan transportasi publik
Baca juga: Kemenhub imbau masyarakat atur waktu perjalanan hindari puncak mudik


Pada kesempatan itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung berbagai kebutuhan saat mudik dengan layanan cashless melalui aplikasi BCA mobile.

Ia pun mengingatkan agar nasabah BCA untuk selalu mengecek saldo dan top up Flazz sebelum masuk tol.

"Jika kartu Flazz BCA hilang, jangan khawatir. Jika kartu hilang saat mudik, segera kontrol transaksi atau blokir melalui myBCA atau BCA mobile," kata dia.

Ia juga mengatakan bahwa transaksi cashless tumbuh pesat dan pada bulan puasa ini biasanya meningkatkan transaksi bulanan nasional sebesar 8—9 persen daripada periode normal.

"Dukungan regulasi dari BI meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk bertransaksi cashless," ujarnya.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023