Ekonomi Afrika Selatan telah terpukul oleh sejumlah faktor negatif tahun ini, dengan ekonomi paling maju di benua itu menghadapi pemadaman listrik terburuk ....
Johannesburg (ANTARA) - Bank sentral Afrika Selatan telah memperingatkan risiko terhadap stabilitas keuangan negara itu, karena arus keluar modal dan kemungkinan sanksi menyusul tuduhan seorang diplomat AS memasok senjata ke Rusia untuk membantu operasi militer di Ukraina.

Risiko-risiko ini, bersama dengan ancaman kegagalan jaringan karena pemadaman listrik berulang kali dan inflasi tinggi yang terus-menerus, telah meningkatkan risiko sistemik terhadap sistem keuangan, bank sentral Afrika Selatan, South African Reserve Bank (SARB) mengatakan dalam pemeriksaan kesehatan dua tahunannya pada Senin (29/5/2023).

Ekonomi Afrika Selatan telah terpukul oleh sejumlah faktor negatif tahun ini, dengan ekonomi paling maju di benua itu menghadapi pemadaman listrik terburuk yang pernah terjadi, menambah miliaran rand untuk biaya melakukan bisnis dan pengeluaran rumah tangga.

Baca juga: Bank Sentral: Pertumbuhan PDB India 2022-2023 lampaui 7 persen

Pada Februari, negara itu juga dimasukkan ke dalam "daftar abu-abu" oleh Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF), pengawas kejahatan keuangan antar pemerintah, untuk memaksanya menerapkan standar guna mencegah pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Daftar abu-abu FATF dan kondisi ekonomi lokal yang buruk telah menurunkan partisipasi asing dalam obligasi pemerintah Afrika Selatan menjadi 25 persen dari 42 persen dalam lima tahun terakhir, kata Tinjauan Stabilitas Keuangan (FSR) SARB.

Masalah-masalah lokal ini diikuti awal bulan ini oleh perselisihan diplomatik dengan AS karena salah satu diplomatnya menuduh negara itu memasok senjata ke Rusia, yang menyebabkan kekhawatiran sanksi dan penurunan tajam mata uang rand.

Baca juga: Bank sentral Korea pertahankan suku bunga stabil buat pertemuan ketiga

Sanksi di Afrika Selatan akan membuatnya "tidak mungkin untuk membiayai arus perdagangan atau investasi apa pun, atau untuk melakukan atau menerima pembayaran apa pun dari bank koresponden dalam dolar AS," kata laporan itu.

Dikatakan lembaga keuangan domestik dan sistem keuangan negara itu tetap tangguh di tengah gejolak sektor perbankan global baru-baru ini, tetapi campuran faktor global dan lokal dapat menguji kekuatannya setelah 12 bulan ke depan.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023