Hasil pantauan diketahui bahwa harga beras berada pada kisaran Rp11.500 per kilogram untuk beras Bulog
Kupang, NTT (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Agus Sistyo Widjajati mengatakan stok dan harga beras di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam kondisi stabil menjelang Ramadhan pada Maret mendatang.

"Berdasarkan hasil monitoring harga dan stok di pasar Kota Kupang, didapat kondisi ketersediaan di tingkat pedagang terpantau aman, khususnya beras Bulog dan medium, yang bisa dijangkau masyarakat," katanya di Kupang, NTT, Rabu.

Dia mengatakan hal itu usai bersama pemerintah daerah dan stakeholder terkait melakukan pemantauan terhadap sejumlah stok dan harga beras di Pasar Naikoten, Kota Kupang.

Agus menambahkan berdasarkan hasil pantauan diketahui bahwa harga beras berada pada kisaran Rp11.500 per kilogram untuk beras Bulog.

Kemudian, untuk beras medium berada pada kisaran Rp15.250 per kilogram sampai dengan Rp16.500 per kilogram.

BI NTT bersama pemerintah daerah juga melakukan kunjungan ke gudang Bulog NTT untuk mengecek cadangan beras pemerintah (CBP) serta mengecek secara langsung stok kebutuhan pokok yang dimiliki oleh Bulog NTT.

"Kondisi stok beras di gudang Bulog terpantau aman dengan stok CBP yang tersedia untuk NTT mencapai 14.640,75 ton dan kondisi ini sangat mencukupi untuk kebutuhan bulan Ramadhan bahkan sampai Idul Fitri," ujar dia.

Di samping itu, ujar dia, dalam upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga, Bank Indonesia NTT secara proaktif berkoordinasi dan bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait melalui Pemda NTT.

Koordinasi itu, kata dia, dengan melakukan langkah-langkah strategis dan preventif agar stok dan stabilitas harga tetap terjaga dalam rangka mengendalikan tingkat inflasi di NTT.

Kepala Perum Bulog Wilayah NTT Himawan memastikan bahwa stok beras untuk wilayah NTT aman sampai Idul Fitri.

Dia mengatakan bahwa stok beras yang ada saat ini tentunya akan terus berkurang, karena kebutuhan akan beras tinggi di NTT dan permintaan juga banyak.

Meskipun banyak yang keluar, beras yang masuk ke wilayah NTT juga terus didatangkan, mulai dari wilayah Jawa Timur dan juga penerimaan beras impor seperti dari Vietnam.

Himawan menjelaskan untuk untuk beras dari Jawa Timur pengirimannya dilakukan secara bertahap, dari total izin yang dikirim sebanyak 51.000 ton.

"Kita masih terus dapat pengiriman dari Jawa Timur dan proses pengirimannya itu dilakukan secara bertahap, tentunya sambil melihat kebutuhan beras atau stok di gudang," ujar dia.

Baca juga: Bulog NTT pastikan stok beras bisa bertahan hingga Idul Fitri
Baca juga: BI catat inflasi NTT 2023 2,42 persen, lebih rendah dari 2022
Baca juga: BI NTT dukung produksi pangan strategis lewat digital farming

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024