"Alhamdulillah malam ini kami warga Muhammadiyah telah memulai shalat tarawih. Berdasarkan laporan dari berbagai wilayah di Jatim, ribuan masjid Muhammadiyah telah menjalankan ibadah tarawih dengan lancar dan suka cita," ujar Sukadiono dalam keterangan tertulisnya, Minggu malam.
Terkait perbedaan waktu pelaksanaan dengan pemerintah, Sukadiono menegaskan bahwa hal tersebut sudah menjadi hal biasa.
Perbedaan metode sudah berjalan bertahun-tahun dan masyarakat sudah terbiasa dengan hal tersebut. Maka di bulan Ramadhan tahun ini, kata dia, perdebatan yang tidak konstruktif harus dihindari.
"Ramadhan harus menjadi oase yang sejuk. Setelah sebelas bulan menjalani aktivitas, dari kontestasi, kompetisi dan aktivitas lainnya. Ramadhan harus menjadi momentum dan kesempatan untuk semakin meningkatkan kualitas ibadah kita semua," katanya.
Selain itu juga, Sukadiono menyebut bahwa shalat tarawih juga bisa menjadi momen perjumpaan atau temu sosial antarjamaah.
Hal ini sangat penting untuk merekatkan hati dan saling tegur sapa. Sukadiono mengimbau semua pihak untuk menjaga kohesi sosial di tengah perbedaan.
"Saya mengimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah di Jatim untuk berbondong-bondong tarawih ke masjid. Ajak seluruh keluarga, saling tegur sapa dan senyum dengan sesama jamaah. Mari merayakan Ramadhan tahun ini dengan suka cita," ucap Sukadiono.
Baca juga: Warga Muhammadiyah Jakarta bisa shalat tarawih di sini
Baca juga: Ketua Muhammadiyah Papua Barat: Ramadhan jadi momen eratkan toleransi
Baca juga: Muhammadiyah Bali siapkan 21 lokasi tarawih saat Nyepi
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024