Lompatan kemajuan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua.Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan pentingnya membangun wawasan kebangsaan di tengah tantangan era digital saat ini yang sangat kompleks.
"Menyikapi dinamika kebangsaan yang makin kompleks dan terus berkembang, penting bagi semua pihak untuk mengangkat kembali kesadaran wawasan kebangsaan dari segenap elemen bangsa, khususnya generasi muda dan kelompok usia produktif yang saat ini mendominasi komposisi demografi di Indonesia," kata Bamsoet, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Hal itu disampaikannya dalam acara buka puasa bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) di Jakarta, Selasa (2/4) malam.
"Lompatan kemajuan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi menawarkan efisiensi dan simplifikasi dalam berbagai bidang kehidupan. Namun, di sisi lain lain, juga berpotensi menghasilkan residu dan dampak negatif pada dimensi kehidupan kebangsaan kita," katanya.
Bamsoet menyebut perkembangan media informasi serta media sosial dan komunikasi yang berkembang pesat telah mendorong percepatan diseminasi informasi yang nyaris tanpa batas.
"Derasnya arus globalisasi yang ditopang pesatnya kemajuan teknologi informasi telah mengantarkan pada era disrupsi, era digital, era the internet of things, dan turut menghadirkan berbagai tantangan kebangsaan yang muncul dengan berbagai dimensinya," kata dia.
Menurut dia, tergerusnya wawasan kebangsaan dapat dirasakan dalam berbagai bentuk sikap perilaku, seperti melemahnya rasa toleransi dalam keberagaman, demoralisasi generasi muda bangsa, tergerusnya kearifan lokal dan nilai-nilai luhur adat budaya bangsa.
"Ancaman degradasi moralitas terhadap masa depan bangsa sangat nyata. Budaya asing dianggap lebih modern sehingga budaya sendiri cenderung dilupakan," ucapnya.
Termasuk, lanjut dia, hadirnya paham-paham dan produk-produk yang dikemas menarik, khususnya bagi generasi muda.
"Lebih berbahaya nilai-nilai asing yang tidak selaras dengan karakter dan jati diri bangsa, begitu mudahnya masuk tanpa filter melalui dunia maya, seperti budaya kekerasan, aksi radikalisme, hingga perilaku yang merendahkan nilai-nilai moralitas," ujarnya.
Untuk itu, Bamsoet mengingatkan bahwa membangun wawasan kebangsaan bukan sesuatu yang dapat dilakukan instan, melainkan membutuhkan proses agar benar-benar matang dan membumi.
Selain itu, lanjut dia, membangun wawasan kebangsaan perlu secara masif agar dapat menjangkau seluruh elemen masyarakat dan mengisi setiap ruang publik.
Baca juga: Bamsoet apresiasi Kementan tingkatkan alokasi subsidi pupuk petani
Baca juga: Bamsoet sampaikan prihatin kepada warga Bawean masih diguncang gempa
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024