Kepala Satuan Reserse Narkoba Polresta Mataram AKP I Gusti Ngurah Bagus Suputra di Mataram, Minggu, menjelaskan tujuan dari kegiatan ini untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran tahun 2024 di NTB dengan memastikan para pengemudi dan kernet tidak dalam pengaruh narkoba.
"Jadi, dari hasil pemeriksaan urine hari ini di Terminal Mandalika terhadap 12 awak bus dari berbagai PO, didapatkan satu orang positif yang mengandung zat metamfetamin atau kandungan dari sabu-sabu," kata Bagus.
Dia mengungkapkan bahwa awak bus dengan urine positif mengandung zat metamfetamin itu berinisial FH, pria asal Bima.
"Yang positif urine ini statusnya sebagai kernet. Jadi, bus tetap kita berikan untuk jalan, karena sopir negatif," ujarnya.
Meskipun demikian, Bagus memastikan pihaknya akan menindaklanjuti temuan dengan melakukan koordinasi bersama dinas perhubungan sebagai pengelola terminal dan perusahaan otobus.
"Dengan adanya temuan ini kami akan ingatkan kembali PO agar jangan sampai ada lagi yang kena pengaruh narkoba, karena jelas, berada dala, pengaruh narkoba, apalagi saat berkendara itu dapat memberikan dampak yang fatal, mengancam keselamatan jiwa," ucap dia.
Terhadap FH, Bagus mengatakan bahwa pihaknya kini masih harus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui status FH.
"Katanya dikasih teman waktu ketemu di Bima. Kalau memang hanya pengguna, nanti kami akan berikan rujukan ke BNN untuk dilakukan rehabilitasi medis," kata Bagus.
Sementara, Heri Sutowo, konselor adiksi dari BNN Kota Mataram menyampaikan bahwa pihaknya mendukung upaya kepolisian dalam menjaga kelancaran arus mudik Lebaran tahun 2024 di NTB dengan menyiapkan sarana kebutuhan cek urine.
"Pelayanan ini akan kami berikan selama kegiatan arus mudik sampai arus balik di Terminal Mandalika berlangsung," ujar Heri.
Dia menyampaikan bahwa kegiatan cek urine ini dilaksanakan untuk kali keduanya. Pada momentum pertama Kamis (4/4), pihaknya turut mendapatkan satu orang positif mengandung zat metamfetamin.
"Iya, jadi dari 21 orang yang kami cek urine-nya, satu yang positif, itu juga sama, kernet bus. Sekarang masih proses juga di Polresta Mataram," ucap dia.
Apabila nanti hasil pemeriksaan menyatakan kedua kernet bus tersebut hanya sebagai pengguna, Heri memastikan pihaknya siap memfasilitasi agar mereka mendapatkan rehabilitasi medis.
"Nanti yang bersangkutan bisa kami rehabilitasi, apakah nanti di Mataram atau di daerah asal, itu bisa," katanya.
Baca juga: Terminal Mandalika di NTB mulai dipadati pemudik Lebaran
Baca juga: Agen tiket diminta tunjuk petugas resmi hindari calo
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024