Udara lembap di musim pancaroba menjadi tempat yang ideal bagi kuman penyebab ISPA

Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Nitish Basant Adnani menyarankan anak-anak tak mandi hujan kendati ada sumber yang berpendapat bermain di bawah guyuran hujan bisa melatih kreativitas.

"Paparan terhadap air yang tercemar berisiko membawa kuman, bakteri, maupun virus tertentu. Lebih baik hindarkan si kecil untuk mandi hujan," ujar dr. Nitish dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.

Baca juga: Dinkes DKI upayakan pembangunan puskesmas pembantu di 15 kelurahan

Nitish mengatakan beberapa sumber menyatakan mandi air hujan dapat memberikan sejumlah manfaat pada anak, seperti melatih kemampuan motorik dan sensorik, memberikan pengalaman bermain di alam, mengurangi rasa cemas, serta mengurang paparan layar (screen time).

Tapi, dia kembali menegaskan bahwa kegiatan itu lebih baik dihindari karena alasan kesehatan.

Lalu, kalaupun, anak terpapar air hujan, maka segera lepaskan pakaian yang basah itu.

Baca juga: Dinkes DKI sediakan 12 posko kesehatan saat arus mudik Lebaran 2025

"Ajak (anak) mandi dengan air hangat dan sabun," ujar Nitish yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu.

Dia mengingatkan pada musim pancaroba seperti seperti beberapa hari terakhir ini rentan memunculkan penyakit terutama bagi anak-anak yang daya tahan tubuhnya lemah.

Salah satu jenis penyakit yang lebih sering dialami oleh anak di musim pancaroba adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Udara lembap di musim pancaroba menjadi tempat yang ideal bagi kuman penyebab ISPA (seperti virus, bakteri, dan sebagainya) untuk berkembang biak dengan cepat dan meningkatkan risiko penularan pada anak," jelas Nitish.

Baca juga: Dinkes DKI fokus atasi peningkatan kasus DBD di beberapa kecamatan

Untuk melindungi anak dari paparan penyakit, penting untuk membiasakan dia mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta membatasi kontak dengan orang yang sedang sakit.

Pencegahan lainnya yakni menggunakan masker di sekolah, tempat umum, dan tempat ramai lainnya (untuk anak berusia lebih dari dua tahun).

Selain itu, berikan anak asupan yang mencakup gizi seimbang, yakni proporsi karbohidrat, protein, dan lemak yang sesuai anjuran.

"Jangan lupa untuk memberikan si kecil makanan dan minuman yang kaya akan vitamin dan mineral seperti sayur dan buah, agar dapat menunjang imunitasnya," ujar Nitish.

Penting juga untuk memberikan perlindungan lebih pada anak, antara lain melalui suplementasi dan vaksinasi.

IDAI pada musim pancaroba merekomendasikan pemberian suplemen vitamin D dengan dosis 400 unit per hari untuk anak berusia 0-1 tahun dan 600–1.000 unit per hari untuk anak berusia 1 tahun ke atas.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025