Jakarta (ANTARA) - Tikus merupakan hewan pengerat yang sering ditemukan di lingkungan rumah, terutama pada area dengan sanitasi yang kurang baik. Keberadaan tikus tidak hanya mengganggu, tetapi juga dapat menjadi sumber penularan berbagai penyakit berbahaya bagi manusia.
Berbagai penyakit yang disebabkan oleh tikus dapat menyebar melalui gigitan, kotoran, air liur, atau kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi. Berikut adalah enam penyakit yang dapat ditularkan oleh tikus beserta penjelasannya.
Baca juga: Wabah virus Lassa di Nigeria sebabkan 156 orang meninggal
1. Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi bakteri Leptospira interrogans yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui kontak dengan urin tikus yang terinfeksi, terutama jika terdapat luka terbuka atau melalui selaput lendir seperti mata dan mulut.
Gejala awal meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, muntah, kulit dan mata menguning, serta ruam. Jika tidak segera ditangani, leptospirosis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis, kerusakan ginjal, bahkan kematian.
2. Penyakit Pes (Plague)
Penyakit pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang ditularkan melalui gigitan kutu yang sebelumnya menggigit tikus terinfeksi. Gejala umum termasuk demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, kejang, dan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, ketiak, atau leher.
Jika bakteri menyerang paru-paru, penyakit ini dapat menular antarmanusia melalui droplet saat batuk atau bersin, dan dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati.
3. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)
HPS adalah penyakit akibat hantavirus yang menular melalui inhalasi partikel dari urin, kotoran, atau air liur tikus yang terinfeksi. Gejala awalnya menyerupai flu, seperti demam, sakit kepala, muntah, dan diare.
Jika tidak ditangani, gejala dapat berkembang menjadi batuk, sesak napas, dan penumpukan cairan di paru-paru. Karena belum ada obat khusus untuk HPS, perawatan medis intensif sangat diperlukan.
Baca juga: Korban tewas akibat demam Lassa di Nigeria meningkat menjadi 163
4. Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS)
HFRS adalah demam berdarah yang disertai sindrom ginjal, disebabkan oleh hantavirus yang ditularkan melalui tikus. Gejala awal meliputi sakit kepala, nyeri punggung dan perut, demam, menggigil, mual, dan penglihatan kabur.
Pada kasus yang parah, dapat terjadi tekanan darah rendah, syok akut, hingga gagal ginjal akut. Penanganan meliputi pengendalian cairan dan elektrolit, serta terapi medis lainnya sesuai kondisi pasien.
5. Lymphocytic Choriomeningitis (LCM)
LCM adalah penyakit akibat infeksi Lymphocytic Choriomeningitis Virus (LCMV) yang ditularkan melalui gigitan tikus atau kontak dengan bahan yang terkontaminasi. Gejala biasanya muncul 8-13 hari setelah terinfeksi, seperti demam, kurang nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, batuk, serta sakit tenggorokan.
Selain itu, penderita juga bisa mengalami nyeri pada kelenjar ludah parotid. Dalam kasus langka, LCM dapat menyebabkan peradangan pada sumsum tulang belakang, yang berpotensi memicu kelemahan otot hingga kelumpuhan.
6. Rat Bite Fever (RBF)
RBF adalah infeksi bakteri Spirillum minus atau Streptobacillus moniliformis yang ditularkan melalui gigitan atau cakaran tikus. Gejalanya meliputi demam, muntah, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan ruam kulit.
Penyakit ini juga bisa menyebar melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tikus. Jika tidak segera diobati, RBF dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, terapi antibiotik harus diberikan secepat mungkin untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Baca juga: Hama tikus menyerang, burung hantu pun diundang ke areal sawah
Bahaya tikus di dalam rumah
Keberadaan tikus di dalam rumah tidak hanya merusak barang dan mencemari makanan, tetapi juga membawa risiko kesehatan yang serius. Tikus dapat menjadi pembawa berbagai agen penyakit, seperti virus, bakteri, dan parasit, yang dapat menular ke manusia melalui kontak langsung, gigitan, feses, atau urin.
Lingkungan rumah yang kurang terjaga kebersihannya, terutama dengan genangan air atau sisa makanan yang berserakan, dapat menarik tikus untuk bersarang dan berkembang biak. Oleh karena itu, menjaga kebersihan rumah menjadi langkah penting untuk mencegah kehadiran tikus dan risiko penyakit yang ditimbulkannya.
Dengan memahami bahaya yang ditimbulkan oleh tikus, kita dapat lebih waspada terhadap risiko penyakit yang dapat menyebar melalui hewan ini. Tikus tidak hanya merusak barang-barang di rumah, tetapi juga menjadi perantara berbagai penyakit berbahaya yang dapat mengancam kesehatan keluarga.
Mengambil langkah pencegahan yang tepat, seperti menjaga kebersihan rumah, menutup akses masuk tikus, serta menggunakan perangkap atau jasa pengendalian hama, dapat membantu mengurangi risiko tersebut. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi seluruh anggota keluarga.
Baca juga: Meneliti memori rasa takut tikus dan manusia
Baca juga: Dinkes Jateng imbau masyarakat tak buang bangkai tikus sembarangan
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025