mereka bisa ikut terjebak di dalam bangkai kapal
Ternate (ANTARA) - Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) masih menghadapi sejumlah kendala saat akan mengevakuasi empat korban yang hilang akibat tenggelamnya kapal LCT SJP 168 A di perairan Bokimiake, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel).
Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani di Ternate, Kamis, mengatakan, pihaknya telah menerjunkan enam penyelam yang dibantu oleh personel Polairud Polda Maluku Utara dan TNI AL Kota Ternate, karena diduga korban terjebak di dalam bangkai kapal yang saat ini dalam kondisi terbalik.
Seperti diketahui, empat awak kapal lainnya masih dinyatakan hilang, yaitu Muh Mufly (mualim I), Bahruddin Djamani (KKM), Zuber (juru minyak), dan M Sapri Pammu (juru masak).
Sedangkan, empat orang lainnya selamat setelah kapal nelayan KM Mirza yang melintas di lokasi kejadian berhasil mengevakuasi empat korban selamat, yakni nakhoda Philips J.M. Nasarany, masinis II Rahmat, serta dua juru mudi, Hamdani dan Irwandi.
Menurut Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani, setelah dilakukan penyelaman selama dua hari, hanya ditemukan satu akses masuk ke dalam kapal. Namun, akses tersebut memiliki tingkat risiko tinggi karena kondisi cuaca yang sering berubah, menyebabkan badan kapal tidak stabil.
"Jika penyelam memaksa masuk, ada kemungkinan akses tersebut tertutup, sehingga mereka bisa ikut terjebak di dalam bangkai kapal," ujar Iwan.
Baca juga: Tim SAR evakuasi 10 penumpang kapal wisata tenggelam di Labuan Bajo
Baca juga: Kapal rute Buli-Bitung bawa delapan orang tenggelam
Selain itu, ia menjelaskan,keterbatasan waktu penggunaan tabung oksigen juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses pencarian di dalam air. Oleh karena itu, Basarnas saat ini sedang berkoordinasi dengan perusahaan kapal dan instansi terkait untuk menarik atau membalik kapal guna memudahkan proses evakuasi.
Kapal LCT SJP 168 A mengalami kecelakaan dan terbalik di perairan sebelah selatan Kelurahan Mayau dan Tifure, Kecamatan Pulau Batang Dua, Kota Ternate, pada 3 Maret 2025 sekitar pukul 13.00 WIT. Kapal tersebut berlayar dari Desa Buli, Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur menuju Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Iwan Ramdani mengimbau masyarakat Maluku Utara agar selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang tidak menentu saat bepergian menggunakan jalur laut.
"Pastikan kondisi cuaca dalam keadaan baik sebelum berlayar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," katanya.
Hingga saat ini, tim SAR terus berupaya mengevakuasi korban dengan berbagai cara agar operasi pencarian bisa membuahkan hasil.
Baca juga: Koarmada III evakuasi 17 korban KM Putri Papua di perairan Sorong
Baca juga: Satpolairud Garut: Empat nelayan korban kapal karam selamat
Baca juga: Basarnas Pemalang: Satu korban meninggal akibat kapal tenggelam
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025