Moskow (ANTARA) - Perdana Menteri Anthony Albanese menyatakan bahwa Australia berencana mengembangkan hubungan dengan negara-negara Indo-Pasifik dan mendiversifikasi hubungan perdagangan di seluruh dunia sebagai tanggapan atas tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.

"Apa yang akan selalu kami lakukan adalah membela kepentingan nasional Australia - itulah yang akan kami lakukan. Itulah yang telah kami lakukan dalam mengadvokasi kepentingan nasional Australia," ujarnya kepada ABC Radio.

Namun, kami juga memiliki agenda Future Made in Australia. Kami memastikan bahwa kami membangun Australia dengan tidak bergantung pada satu negara dengan mendiversifikasi hubungan perdagangan kami dan dengan meningkatkan hubungan tersebut di kawasan kami dan di seluruh dunia," lanjut Albanese.

Ia mengeklaim bahwa keputusan Washington untuk mengenakan tarif tidak menguntungkan Australia maupun Amerika Serikat.

Sebelumnya, Albanese, di tengah penerapan tarif 25 persen pada impor aluminium dan baja oleh Amerika Serikat, menyerukan kepada sesama warga negara untuk membeli barang-barang Australia guna mendukung produsen lokal.

Australia adalah salah satu produsen aluminium dan baja terbesar di dunia. Sementara itu, menurut pemerintah Australia, ekspor produk-produk ini ke Amerika Serikat mencapai kurang dari 0,2 persen dari total ekspor negara tersebut.

Presiden AS Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang memperkenalkan tarif sebesar 25 persen pada semua pengiriman baja dan aluminium ke negara itu, yang mulai berlaku pada 12 Maret.

Di antara negara-negara lain, pembatasan tersebut berlaku untuk impor dari Australia.

Canberra telah berupaya agar Washington membatalkan tarif tersebut, tetapi Gedung Putih tidak membuat pengecualian.

Trump kemudian mengumumkan niatnya untuk memperkenalkan bea masuk tambahan mulai 2 April, yang mungkin juga memengaruhi Australia.

Sumber: Sputnik-OANA

​​​​​​​Baca juga: Trump umumkan rencana tarif 25 persen terhadap sektor otomotif

Baca juga: Pakar bisnis: Unilateralisme AS jadi tantangan bagi perdagangan global

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025