Kisah ini diceritakan oleh Wahab bin Munabbih, salah seorang pemuka tabi’in dan ahli dalam bidang sejarah. Pada suatu hari, seorang asing mendatangi Rasulullah SAW. Namun Rasulullah mengetahui bahwa orang asing itu adalah iblis yang menyerupai manusia.

Rasulullah berkata, “Hai iblis, berapakah jumlah musuhmu dari umatku?”.

Iblis menjawab, “Wahai Rasulullah, musuh besarku dari umatmu ada lima belas golongan. ”Pertama adalah Engkau, Wahai Rasulullah. Kemudian imam yang adil dan orang kaya yang tawadhu’ (rendah hati)”.

Mendengar jawaban itu, Rasulullah berkata, “Siapa lagi!”. Iblis menjawab, “Pedagang yang jujur, orang soleh yang 'khusyu’ beribadah, orang mukmin yang senang memberi nasihat, mukmin yang mempererat tali persaudaraan, dan mukmin yang menjaga kesuciannya. Kemudian orang yang bertaubat, mereka yang menjauhi makan barang haram, mukmin yang memberi manfaat bagi orang lain, dan mukmin yang baik akhlaknya.”

Sekali lagi Rasulullah bertanya, “Adakah yang lainnya hai iblis?”

Iblis lalu menjauh dari tempat berdirinya semula dan menjawab, ”Mukmin yang hafal Al Qur’an, mereka yang shalat pada malam hari, dan mukmin yang gemar bersedekah”.

Kisah tersebut mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga perilaku agar tetap bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga terhindar dari godaan iblis yang ingin menyesatkan manusia.

Seseorang yang imannya kuat, kokoh dan teguh (istiqamah) dalam Islam, maka akan sukar diganggu setan atau iblis. Amirul Mukminin Umar bin Khattab menjadi contoh manusia yang sangat ditakuti oleh iblis, sebagaimana hadist Rasulullah SAW yang menyebutkan, “Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari Umar”. (HR. Tirmidzi).

Hadist lain menyebutkan, “Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, setan tidaklah menemuimu sama sekali ketika engkau melewati suatu jalan melainkan setan kala itu mencari jalan lain selain jalanmu”. (HR. Bukhari)

Iblis merupakan musuh umat Nabi Muhammad SAW, maka dari itu jauhilah segala sesuatu yang disukai iblis. Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah dan Rasulullah SAW. Insyaa Allah kita akan menjadi orang-orang yang bahagia di dunia dan akhirat.

Arief Mujayatno

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015