Jakarta (ANTARA) - Para penderita diabetes melitus tetap bisa berpuasa selama Ramadan, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kondisi tubuhnya tetap terjaga.

"Untuk orang diabetes, baiknya dikonsultasikan dulu ke dokternya sebelum puasa, 6-8 minggu sebelum puasa. Jangan minggu depan puasa tapi sekarang baru konsul," kata dr. Juwalita Surapsari, M. Gizi, Sp. GK, dokter spesialis gizi klinik dari RS Pondok Indah, di Jakarta, Senin.

"Nanti dilihat, gula darahnya turun berulang apa enggak atau gula darahnya tinggi tak terkontrol," katanya lebih lanjut.

Menurut dia, penderita diabetes harus lebih peka terhadap gejala-gejala yang timbul ketika menjalankan puasa seperti pusing, banyak buang air kecil, cepat lapar, hipoglikemia berulang dan lemas berlebih.

Penderita diabetes, ujarnya, paling rentang terkena dehidrasi dan efeknya bisa berbahaya hingga menyebabkan tidak sadarkan diri. Oleh karenanya, pengaturan minum benar-benar harus diperhatikan ketika puasa.

"Buka (puasa) minum satu gelas, setelah berbuka minum lagi segelas. Setelah makan besar minum dua gelas dan sebelum tidur minum segelas. Waktu sahur bangun tidur langsung minum segelas, nanti setelah makan sahur minum lagi segelas," ujarnya menjelaskan.

Juwalita juga menyarankan penderita diabetes tidak berpuasa apabila mengalami hipoglikemia berulang, komplikasi akut dalam tiga bulan terakhir, gula darah tidak terkendali pada diabetes tipe 1, hamil, pasien dengan dialisis rutin, atau mengalami gagal ginjal stadium 4-5.

"Jadi kalau dia nekat mau puasa, dia harus tahu warning sign-nya, kalau sudah terasa gejalanya mending dibatalin aja puasanya. Ketika ada warning sign berarti dalam tubuhnya sudah ada yang enggak benar," ujarnya.

Baca juga: Penderita diabetes tetap berpuasa kecuali komplikasi

Baca juga: Waspadai hipoglikemia pada penderita diabetes saat puasa

 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019