"Khanza ini berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di Desa Lamme, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya ini mulai menabung untuk pergi haji kelak, sejak Hari Raya Idul Adha tahun lalu," ucap Koordinator Daerah Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Jaya, Maturidi melalui sambungan telepon seluler di Banda Aceh, Minggu.
Fitriyanti (38), ibu kandung Khanza menyebut, niat anaknya untuk berhaji mulai tumbuh kala melihat orang-orang yang baru pulang dari tanah suci. Lantas, beliau meminta ibunya supaya dibelikan celengan agar bisa menyisihkan uang jajan sebagai tabungan haji.
Tapi niat awal itu berubah, ketika mendengar pertanyaaan ibunya. "Siapa yang ingin bersedekah bagi Palestina," kata itu terlontar setelah Fitriyanti mendapat pengumuman bahwa Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh mendatangkan seorang syekh asal Palestina ke Masjid Jamik Lamno menyampaikan tausiah bertema Palestina.
Kepada anak-anaknya, ibu Khanza ini menjelaskan bahwa kondisi Palestina sedang dalam kesulitan, dan membutuhkan bantuan karena dibombardir Israel. Anak-anak di Palestina banyak yang sudah tidak memiliki ayah dan ibu lagi, kehilangan tempat tinggal, dan tidak ada makanan untuk dimakan.
Tawaran menyumbang untuk Palestina itu pun langsung disanggupi Khanza. "Ma, adek ga punya apa-apa. Cuma punya celengan," tutur Khanza usai mendengar pertanyaan sang ibu.
"Boleh, kalau adek mau kasih celengannya. Tapi nanti kalau adek kasih tidak ada lagi uang di celeng adek," kisah ibunya dengan maksud memberi pengertian terlebih dahulu.
"Tidak apa-apa, ma. Berikan saja celengan adek. Mereka (rakyat Palestina) kan sudah tidak punya apa-apa lagi, udah enggak ada ayah lagi," kata Khanza ditirukan ibunya.
Fitriyanti menuturkan, Khanza memang dikenal sebagai anak suka berbagi. Ia sering berbagi dengan teman-temannya. Ketika malam hari menjelang tidur, anaknya sering diceritakan mengenai orang-orang yang akan masuk surga dan neraka.
"Sehingga ketika mendapat kabar tentang kondisi Palestina, hatinya tergerak untuk membantu agar menjadi amal kebaikan," ujarnya.
Beberapa saat setelah Syekh Ibrahim menyampaikan tausiahnya, Khanza pun diperkenankan bertemu langsung dengan syekh untuk memberikan celengannya, dan berfoto bersama.
Kehadiran Syekh Ibrahim ke Masjid Jamik Lamno merupakan bagian dari serangkaian penggalangan dana kemanusiaan selama Ramadhan yang dilaksanakan oleh ACT, dan dibantu MRI setempat.
"Ya, mungkin uang dalam celengan Khanza tidak seberapa. Namanya juga anak-anak. Tapi mudah-mudahan penderitaan rakyat Palestina dapat berakhir," ungkap Fitriyanti.
Syekh Ibrahim dalam tausiahnya berharap dari Aceh, suatu saat nanti lahir pejuang yang bisa menyelamatkan Palestina. "Di Palestina terdapat Masjidil Aqsa yang merupakan kiblat pertama kaum muslim. Masjidil Aqsha adalah milik umat Islam," terangnya.
Ia turut merasa terharu melihat antusiasme masyarakat di Aceh yang mendukung agar Palestina terbebas dari kekejian zionis Israel.
"Masyarakat di Aceh Jaya memang sangat antusias mendengarkan langsung kabar Palestina dari Syekh Ibrahim. Pelaksanaan 'roadshow' di Aceh Jaya sendiri dilaksanakan di beberapa tempat. Kami berharap masyarak semakin tergerak membantu Palestina," kata Maturidi.
Baca juga: Dua Syekh Palestina galang dana di Aceh selama Ramadhan
Baca juga: Ulama Palestina tabligh akbar di Aceh Tengah
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019